Bekal Menikah Menurut Islam | Jangan Nekad

bekal menikah menurut Islam

Apa saja bekal menikah menurut Islam? Aspek apa saja yang dijadikan bekal menikah menurut Islam?

Perlu dipahami, menikah itu bukan hanya cinta. Menikah tidak hanya kemesraan sejoli saja. Menikah itu artinya tanggung jawab. Banyak kewajibannya. Jadi suami bebannya berat, jadi istri juga amanahnya juga berat.

Tapi Allah Mahaadil. Pahala itu diberikan sesuai dengan kadar ujian yang diemban. Menikah itu banyak ujiannya tapi pahalanya juga banyak.

Bekal Menikah Menurut Islam, Nikah Banyak Beban, Single Tak Ada beban

Hidup single memang mudah. Semua serba gampang. Tidak ada beban. Tak ada tanggung jawab terhadap istri/suami juga kepada anak. Serba santai. Gen Z bilang: loss.

Tapi menikah itu mengandung banyak kebaikan di dalamnya. Memberi nafkah itu berpahala. Bercanda dengan istri dan anak itu berpahala. Bermesraan dengan suami-istri itu ada pahalanya. Bahkan hubungan seksual pun berpahala.

Nabi Muhammad saw bersabda, “Di dalam jimak (senggama) seorang di antara kalian ada sedekah (yang berpahala).”

Para sahabat heran lalu bertanya, “Wahai Rasul, apakah jika salah seorang di antara kami menyalurkan syahwatnya di dalamnya ada pahalanya.”

Bekal Menikah Menurut Islam, Nikah itu Berat Tapi Pasutri bercumbu pun berpahala

“Apakah kalian tahu, jika dia menyalurkan syahwatnya di tempat yang haram di dalamnya ada dosa? Demikian halnya jika dia menyalurkannya di tempat yang halal padanya juga ada pahala.” (HR. Muslim).

Sekali lagi, Allah Mahaadil. Jika amalan itu dirasa berat dan banyak ujiannya, insya Allah di dalamnya banyak pula peluang pahala.

Menikah itu banyak ujiannya. Ibarat jalanan, perjalanan menikah tidak selalu mulus dan rata. Banyak juga menanjak dan banyak jalan penuh lubang dan duri.

Baca juga: Testimoni taaruf, Pernah Trauma Batal Nikah Jelang Hari H, Tips Move On

Pernikahan Tak Selalu Indah, Akan Ada Badai

Ibarat kapal di lautan, bahtera rumah tangga akan menemui gelombang besar dan angin kencang. Jika kapal kita tidak kuat, maka gelombang besar bisa mengempaskan rumah tangga kita. Maka dari itu, kita harus menyiapkan bekal menikah menurut Islam.

Karena Islam bukan soal ibadah di masjid saja. Tetapi Islam adalah jalan hidup orang beriman. “Katakanlah, ‘Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) ke jalan Allah dengan argumen yang nyata, Mahasuci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang menyekutukan Allah’” (QS. Yusuf 108).

Bekal Menikah Menurut Islam, Ada Yang Terpenting dari yang penting

Apa saja bekal menikah menurut Islam? Kita bahas secara ringkas ya kawan.

Menikah adalah ibadah dengan durasi paling panjang. Sejak akad nikah sampai akhir hayat. Bertahun-tahun. Maka bekalnya pun harus cukup sampai akhir hayat.

Sebagai contoh, ibdah haji merupakan ibadah sangat lengkap dan berat. Butuh bekal iman yang tebal, niat yang kuat, fisik yang prima, ilmu yang benar, dana yang cukup untuk ongkos PP dan keluarga yang di rumah dan masih banyak bekal lainnya.

Penjelasan Al Quran dalam ayat tentang haji menunjukkan bekal yang paling penting: persiapkanlah bekal, dan sesungguhnya bekal yang paling baik adalah taqwa (QS. Al Baqarah 197).

Rangkaian pokok ibadah haji antara tanggal 8 Dzulhijjah hingga 13 Dzulhijjah. Kurang lebih sepekan jika diambil yang wajib saja. Selebihnya adalah ibadah yang sifatnya tambahan.

Jika ibadah haji yang sepekan saja kita harus berbekal taqwa, maka bekal menikah menurut Islam yang paling utama adalah taqwa. Para ulama menjabarkan tentang makna taqwa.

Baca juga: Testimoni Taaruf, Antara Nanda & Rizal

Makna pertama

Taqwa bisa dimaknai dengan menjalankan perintah-perintah Allah semampu kita dan menjauhi larangan-larangan Allah tanpa kompromi.

Untuk mengamalkan perintah memang boleh semampunya. Tapi untuk menjauhi larangan harus total, tak boleh setengah-setengah atau kadang-kadang.

Makna kedua

Sikap taqwa juga berarti sikap awas dan penuh kewaspadaan. Suatu saat Ubay bin Kaab, sahabat Nabi ditanya tentang makna taqwa. Dia balik bertanya, “Bagaimanakah caramu ketika melintasi jalan penuh duri?”

Dijawab, “Aku akan sangat berhati-hati agar tidak terluka.”

Ubay bin Kaab menjawab, “Itulah sikap taqwa.”

Makna ketiga

Taqwa juga berarti sikap takut terhadap murka Allah sehingga kita berlaku bijak dalam keseharian. Sebagaimana kisah tiga pria yang terjebak dalam gua dalam hadits nabi yang cukup panjang.

Ketiganya berdoa dengan cara menyebutkan amal yang paling baik yang pernah mereka lakukan supaya Allah berkenan membuka batu besar yang menutup gua.

Salah satunya berdoa bahwa dia pernah menyumbang seorang wanita yang dia sukai tapi cinta pria itu tak berbalas. Suatu ketika si wanita butuh uang dalam waktu dekat dan si pria bersedia membantu 120 dinar dengan syarat yang sangat berat: asal mau melayani syahwat si pria.

Dengan berat hati si wanita pun menerimanya. Ketika tubuh si wanita sudah di hadapan si pria, tiba-tiba si wanita berkata, “Bertaqwa-lah (takutlah) kepada Allah, cincinku ini (kemaluan) tidak boleh dibuka kecuali oleh orang yang berhak (suami, Red).”

Seketika itu pria itu mengurungkan niatnya dan mengikhlaskan uang itu. Dan dengan izin Allah, batu besar itu bergeser. Demikian dua teman lainnya juga berdoa dengan cara yang sama namun amalan-amalannya berbeda.

Baca juga: Testimoni taaruf, Tips Samawa dari Pebisnis

Bekal menikah menurut Islam, Sebelum Nikah Kamu Harus Siap Ini

Dengan berbekal taqwa, maka seorang muslim termotivasi untuk menyempurnakan bekal-bekal lainnya. Bekal menikah menurut Islam perlu mengacu pada penjelasan Imam Bukhari.

Dalam kitab Shahih-nya, Imam Bukhari membuat sebuah bab khusus dalam kumpulan hadits shahih: Bab Ilmu Sebelum Berkata dan Berbuat/Beramal.

Imam Bukhari melandasi bab ini dari ayat, “Maka, ketahuilah (berilmu-lah kalian) bahwa tiada tuhan selain Allah…” (QS. Muhammad 19). Untuk beriman saja manusia diperintah untuk memahami dan mencari ilmunya.

Jangankan menikah yang termasuk ibadah terpanjang, berkata-kata kepada ayah ibu saja harus ada ilmunya. Ada etikanya, bahkan ada adabnya jika kita yang muslim sedangkan ayah ibu kita belum beriman.

Baca juga: Testimoni Taaruf, Selalu Cari Solusi Dalam Proses

Semua Ada Formulanya

Hal ini dicontohkan Nabi Ibrahim yang mendapati ayahnya justru tidak beriman dan jadi pembuat berhala. Nabi Ibrahim bersikap santun kepada ayahnya meski berbeda keyakinan. Itulah akhlak.

Bekal menikah menurut Islam -setelah taqwa- adalah ilmu. Apa saja kewajiban suami dan istri? Bagaimana sikap suami yang baik dan istri yang baik? Semua ada ilmunya.

Carilah ilmu di media online. Jadilah pribadi pembelajar. Jangan nikah hanya modal nekad atau modal tekad doang. Mengutip slogan sebuah iklan pasta gigi, “Semua ada formulanya.”

Baca juga: Testimoni taaruf, Antara Lulusan SMP & Lulusan D3

Foto: pixabay

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *