Tips Keluarga Samawa dari Pebisnis | Testimoni
Tips Keluarga Samawa dari Pebisnis | Cinta itu adalah pengorbanan. Bukan hanya romantisme semata. Cinta itu membangun kebahagiaan bersama-sama yang di dalamnya harus ada pengorbanan masing-masing.
Dan menikah adalah monumen cinta yang hakiki. Menikah adalah tempat meleburnya cinta, pengorbanan, pembelajaran dan perjuangan.
Secara Matematis, Awalnya Seperti Tidak Cocok
Mari kita menengok lika-liku proses taaruf Mas Eko dan Mbak Ima berikut ini. Keduanya menikah pada Agustus 2019 lalu dan ikut taaruf di Ngaji Jodoh sejak 2018. Secara administratif, sejatinya sejoli ini tidak ‘searah.’
Namun, jodoh adalah rahasia ilahi. Yang secara matematis cocok, belum tentu berjodoh. Sebaliknya, yang terlihat tidak searah bisa jadi Allah pertemukan dalam akad nikah. Seperti Eko dan Ima ini.
Eko berasal dari Jombang Jawa Timur dan sehari-hari bekerja sebagai wirausaha di kota yang sama. Sedangkan, Ima berasal dari Surabaya dan bekerja di Jogja. Sambil meneruskan studi, Ima bekerja di bidang medis.
Keduanya ikut taaruf di Ngaji Jodoh. Awalnya biodata taaruf ditukar melalui email saja. Setelah ada minat, keduanya difasilitasi bertemu di Surabaya.
Beda Domisili Di Dua Provinsi Yang Cukup Jauh
Secara administratif, keduanya sudah berbeda arah. Yang satu hidup di Jombang, membangun bisnis di sana. Yang satu meniti studi sekaligus karir di Jogja.
Secara matematis keduanya berjauhan. Apalagi hanya kenal via taaruf. Hanya ketemu dua atau tiga kali di Surabaya. Jika pun jadi menikah, pasti soal jarak jadi faktor pertimbangan penting. Mengingat karir dan bisnisnya masing-masing.
Namun, nyatanya proses taaruf keduanya berjalan lancar dan saling memahami satu sama lain. Lalu bagaimana Eko dan Ima membangun keluarga?
Tidak Hanya Mulai Dari Nol, Bahkan Serba Minus
Ternyata Eko merantau ke Jogja demi hidup berdua dengan Ima. Dengan segala pengorbanan, baik Eko maupun Ima. Eko menceritakan kondisi saat taaruf kala itu.
“Saya pribadi baru merantau pertama kali ini ya setelah menikah ini. Saya anggap biasa saja mengenai memulai cari pekerjaan baru terus saya mengalir saja kondisional,” tutur Eko.
“Ada satu hal lagi yang tidak bisa saya sampaikan di sini, yang intinya ada tanggungan yang harus di teruskan dulu jadi pekerjaan istri saya di Jogja,” ungkap pria kelahiran 1990 ini.
Dari penuturan Eko ini, bahwa Eko harus memulai dari nol. Bahkan Eko harus mencari kerja di Jogja. Semua usaha dan bisnisnya di Jombang dipasrahkan kepada temannya. Sehingga ia memulai dari awal lagi di Jogja.
Eko menuturkan kondisi saat itu. “Kalau adaptasi dengan istri ya pasti ada sesuatu yang tidak klik dengan hati saya baik itu sifat & keinginan pasti ada. Asalkan kita sabar insyaallah ada jalan,” jelasnya.
“Kalau dari segi lingkungan, Jogja itu Indonesia kecil ya. Di sini ada orang merantau asalnya dari ujung barat Indonesia sampai Papua. Mudah untuk cari teman di sini. Orang-orangnya banyak yang guyub rukun & bersosial tinggi,” bebernya.
Ia juga menjawab pertanyaan bagaimana sikap istri dan mertuanya ketika ia jobless di awal menikah di Jogja.
“Kalau istri awalnya ya tidak terlalu menuntut (supaya) segera bekerja. Tetapi (saya) tetap berusaha mencari pekerjaan. Kalau mertua, saya lihat juga tidak terlalu memikirkan pekerjaan saya. Ya mungkin beliau sudah yakin kalau saya bakalan segera dapat pekerjaan,” jawabnya. (Baca juga: Nyaris Batal Nikah Karena Problem Keluarga Si Mempelai Pria | Testimoni Taaruf)
Tips Keluarga Samawa Selama Tiga Tahun Menikah
Setelah tiga tahun berumah tangga, Eko berbagi pengalaman.
“Banyak PR yang harus saya lakukan untuk membentuk rumah tangga. Dari segi aktivitas, yang namanya pasutri sama-sama bekerja ya jelas berbeda dengan suami saja yang bekerja. Aktivitas sehari-hari sudah cukup menguras waktu & tenaga. Apalagi ada tanggungan yang harus di selesaikan. Saya lakukan saja sebisa saya,” jelasnya.
“Bagi teman-teman jomblo, tidak mudah untuk cari jodoh yang cocok 100 persen. Pasti ada sesuatu yang kurang lengkap dari apa yang kita inginkan,” ujarnya membeberkan tips keluarga samawa dari pebisnis seperti Eko.
“Yang penting tetap berusaha. Jalannya bisa lewat Ngaji Jodoh atau kenal sendiri dengan calon, itu tidak jadi masalah. Kita bekali ilmu tentang parenting, pranikah dsb. Agar kita ada ilmunya sebelum melangkah,” pungkasnya. (Baca juga: Cari Solusi dan Nasihat Jelang Nikah | Testimoni Peserta Taaruf)