Agar Nikah Lebih Barokah | Cara dan Tips
Agar nikah lebih barokah menjadi tema utama dan pertama bagi (calon) pasutri. Karena barokah adalah yang paling diharapkan oleh para pasutri dalam menjalani perkawinan.
Apa lagi yang diharapkan jika bukan barokah? Mungkin banyak yang berharap pernikahannya kemudian banyak harta, banyak anak, dan panjang umur.
Apa enaknya jika banyak harta tapi justru tidak barokah hidupnya? Apa bagusnya bila banyak berlimpah nikmat tapi malah kondisi jiwa tidak tenang dan depresi?
Dan doa yang diajarkan Nabi Muhammad saw kepada manten anyar adalah hadirnya barokah Allah kepada pasutri. Barakallahu laka wa baraka alaika wa jama’a bainakuma fi khoir ‘Semoga Allah limpahkah barokah kepada engkau saat lapang dan limpahi barokah saat sempit dan menghimpun kalian berdua dalam kebaikan.’
Baca juga: Kisah Taaruf yang Nyaris Batal Nikah Karena Kasus Hukum
Agar Nikah Lebih Barokah, Apa Arti Barokah?
Sebelum membahas cara agar nikah lebih barokah, terlebih dahulu kita ulas apa itu barokah. Para ulama menjelaskan tentang luasnya makna barokah.
Namun ada penjelasan singkat yang mungkin bisa mewakili. Barokah bisa diartikan ziyadatul khoir, atau bertambahnya kebaikan.
Barokah juga dimaknai bahwa sesuatu itu barokah karena dia tumbuh dan berkembang. Karena segala sesuatu yang memberi manfaat bagi pihak lain pasti tumbuh dan berkembang, tidak akan usang atau tidak akan sirna ditelan waktu.
Dan barokah juga mengandung pergertian: al barakatu taziidukum fi thoah ‘barokah itu yang menambah taatmu kepada Allah Swt.’
Lalu kita akan bahas cara dan tips agar nikah lebih barokah di tulisan ini.
Agar Nikah Lebih Barokah, Cara Pertama
Baca juga: Testimoni taaruf Pebisnis dan Nakes
Segala perbuatan manusia itu tergantung niatnya. Untuk apa dikerjakan?
Nabi Muhammad saw. bersabda, “Sesungguhnya tiap perbuatan itu ditentukan karena niatnya, dan seseorang akan mendapatkan (hasil) dari apa yang diniatkan. Siapa saja yang hijrahnya karena Allah dan rasul, maka hijrahnya akan dicatat sebagai amal untuk Allah dan (perintah) rasul. Dan siapa saja yang hijrahnya untuk duniawi atau untuk niat menikahi wanita, maka kepada hal itu pula dia akan mendapatkannya.” (HR. Bukhari Muslim).
Niat menikah pun demikian. Untuk apa Anda menikah? Diniatkan apa pernikahan Anda? Apakah untuk mendapatkan status sosial yang tinggi? Apakah untuk diniatkan mendapatkan barokah dari Allah? Karena barokah itu sumbernya hanya dari Allah.
Tidak ada yang bisa melimpahkan barokah kecuali dari Allah semata. Sebagaimana yang kita lafalkan dalam bacaan duduk tahiyat dalam shalat.
At tahiyatul mubarokatus solawatuth thoyyibatu lillah ‘Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan, dan kebaikan itu (hanya) milik Allah.’
Cara kedua, agar nikah lebih barokah
Agar nikah lebih barokah -setelah niat yang benar- maka mulailah menjemput jodoh dengan cara yang benar pula. Janganlah mencari calon suami-istri dengan cara yang haram. Bukannya malah mendapat barokah malah dapat dosa.
Janganlah berduaan dengan calon pasangan sebelum sah akad nikah. Karena pria dan wanita yang belum menikah itu haram berduaan dan haram bersentuhan. Nabi Muhammad memberi warning, “Janganlah kalian berduaan (pria dan wanita), karena yang ketiganya adalah syetan (yang akan menjerumuskan pada zina).”
Kalau sebelum menikah diawali dengan cara haram, bagaimana bisa barokah kalau menikah nanti. Bagaimana bisa barokah rumah tangganya jika diawali dengan zina/dosa? Allah sudah memberi peringatan, “Janganlah kalian mendekati zina, karena ia adalah perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra 32). Mendekati saja sudah dilarang, jangan sampai berbuat.
Maka, cara halal memilih pasangan suami-istri adalah jaga jarak. Atau dibantu keluarga atau orang shalih agar bisa dipertemukan dalam cara yang halal.
Baca juga: Pernah Trauma Batal Nikah Jelang Hari H
Cara ketiga
Gunakan nikmat dari Allah sebagai jalan menuju ketaatan. Jika makin taat, maka insya Allah berarti itu barokah.
Karena kenikmatan itu juga ujian. Dengan memberi kenikmatan, Allah ingin tahu apakah kita makin taat atau makin malas beribadah?
Hal seperti ini pernah dialami seorang rasul yang kekayaannya tiada tandingannya hingga kiamat kelak. Nabi Sulaiman mendapat kekayaan dan kekuasaan yang sangat besar, tak hanya pasukan berupa manusia, tapi juga jin, dan burung tunduk. Bahkan beliau bisa mengerti bahsa semut.
Ketika melihat karunia Allah berupa kekuasaan yang sangat hebat itu, Nabi Sulaiman berucap, “Ini termasuk karunia Tuhanku, untuk menguji aku apakah aku bersyukur ataukah mengingkari (nikmat-Nya)?” (QS. An Naml 40).
Jika Allah telah memberi pasangan suami/istri kepada kita, apakah shalat kita dan pasangan kita makin rajin atau malah makin malas? Ketika diberi kenikmatan berumah tangga, apakah makin taat beribadah?
Baca juga: Testimoni Taaruf, Lulusan SMP & Lulusan Perguruan Tinggi
Seperti Apa Barokah Dalam Rumah Tangga? Ini Bentuknya
Jika punya kendaraan roda dua, apakah makin sering ke shalat masjid atau malah jarang? Bila punya kendaraan roda empat, apakah mobilnya mengantarkannya ke tempat ibadah atau makin jauh dari rumah Tuhan?
Jika setiap kenikmatan yang diberikan kepada kita membuat kita makin taat beribadah, maka nikmat itulah barokah. Jika dapat nikmat kok malah makin malas ibadah, maka itu bukan barokah tapi justru azab. Naudzubillah.
Maka, periksalah diri kita masing-masing. Sudahkah menjadikan nikmat-nikmat itu jadi sarana ketaatan kepada Tuhan? Kita harus evaluasi diri terus-menerus agar nikah lebih barokah.
Baca juga: Testimoni taaruf antara Rizal dan Nanda
Foto: pixabay