Testimoni Taaruf | Lamaran Nyaris Batal Karena Problem Keluarga
Hidup tak lepas dari ujian. Sejauh apa pun berlari menjauhi ujian, tetap saja ia akan selalu dipertemukan dengannya. Tapi, yang perlu diingat adalah bagaimana pun bentuk ujiannya, ujian itu sesuai dengan kemampuan kita dan bertujuan untuk meningkatkan derajat kita.
Pada tulisan kali ini, penulis akan menuliskan testimoni yang dilakukan oleh tim NgajiJodoh bersama dengan salah satu alumni Ngaji Jodoh. Pasangan tersebut bernama Udin dan Hani (bukan nama sebenarnya), mereka berdua sama-sama warga Surabaya.
Kesan Udin Terhadap NgajiJodoh
Ketika Udin ditanya, testimoni taaruf Udin bersama tim NgajiJodoh? Jawabannya cukup singkat, jelas dan tegas, ‘Cukup senang’. Udin cukup senang dengan adanya tim NgajiJodoh. Sebab, dengan adanya tim NgajiJodoh Udin bisa bertemu dengan Hani yang sekarang menjadi istrinya tanpa melalui proses pacaran atau sejenisnya. Karena Udin tahu bahwa mencari jodoh dengan pacaran itu dilarng oleh agama.
Rasa was-was sempat menyapa Udin. Menurutnya, ini adalah salah kendala yang dihadapinya di awal-awal ta’aruf, “Untuk kendala mungkin gak terlalu banyak cuma was-was aja di awal karena baru pertama kali.”
Menurut tim NgajiJodoh hal ini tergolong wajar. Hampir semua yang mengikuti proses ta’aruf ini merasakan rasa yang sama, yakni was-was atau degdegan.
Meski sempat merasakan was-was di awalnya, pada akhirnya Udin tetap lanjut mengikuti proses ta’aruf. Melihat teman-temannya yang sukses menikah melalui proses ta’aruf ini membuat Udin yakin dengan jalan uang dipilihnya ini.
“Yang membuat saya yakin mungkin dari awal saya sudah melihat beberapa teman saya yang sudah berhasil nikah lewat cara ta’aruf ini dan dalam prosesnya mereka cukup smooth.” Begitulah penuturan Udin.
Ujian Akan Selalu Saja Ada
Seperti yang sudah dijelaskan di awal tulisan ini, bahwa ujian akan selalu menyapa setiap manusia yg bernyawa. Ujian setiap manusia tentunya berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, hal ini dikarenakan ujian itu sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Sesuai dengan firman-Nya yang berbunyi, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (TQS. Al-Baqarah: 286)
Meskipun ada beberapa rintangan, tetapi Udin tetap semangat dan pantang menyerah. “Yang saya rasakan sangat bersyukur bisa menikah dengan cara yang islami menurut saya dan disini saya belajar cara gak pantang menyerah walaupun ada beberapa rintangan.” Begitulah yang disampaikan Udin.
Ada masalah keluarga Udin yang melibatkan aparat kepolisian. Momennya beberapa pekan menjelang acara lamaran. Ini merupakan rintangan berat yang dihadapi Udin sebelum menikah dengan Hani. (Baca juga:
Happy Ending
“Kejadian tersebut adalah ketika bapak saya diamankan polisi dalam suatu kasus,” ujar Udin.
“Di awal-awal bapak saya ditahan itu, saya sempat menyerah dan mau mundur karena ingin fokus ke masalah keluarga. Namun alhamdulillah pihak dari calon mertua dan calon istri (sekarang istri) bersedia menunggu sampai bapak saya bebas,” lanjut Udin.
Setelah berlalu tiga bulan, Udin dan Hani bisa melalui ujian ini dengan begitu penuh ketabahan, Udin menjelaskan lagi, “Yang melegakan tentunya pada saat bapak saya bebas dan akhirnya proses ta’aruf ini bisa lanjut sampai pernikahan.”
Inilah Kuncinya Agar Bisa Keluar Dari Masalah
Begitulah kisah Udin dan Hani, kesabaran dan ketabahan diuji saat itu. Hani yang mau bersabar menunggu masalah keluarga Udin selesai meskipun dia sendiri tidak mengetahui secara pasti kapan masalah keluarga tersebut bisa selesai.
Jika kala itu Hani enggan menunggu masalah keluarga Udin selesai, tentunya Udin dan Hani tidak akan menikah. Batal. Ternyata tidak. Hani dan keluarganya memberi waktu bagi Udin dan keluarga untuk menuntaskan problemnya sambil terus berdoa agar diberi solusi yang baik.
Keduanya menikah pada Januari 2020 lalu. Saat testimoni ini ditulis, mereka sudah dikaruniai satu putra berusia satu tahun.
Salah satu kunci untuk melewati sebuah ujian adalah dengan sabar dan shalat, “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (TQS. Al-Baqarah: 153)
Pada sesi akhir wawancara, Udin menjabarkan, bahwa kisah perjalanannya yang penuh rintangan hanya bisa ia ceritakan secuilnya saja. Ia nerasa malu untuk menjelaskan seluruh kisahnya. “Terutama pada bagian gimana proses penahanan sampai bebasnya.”
Meski demikian, apa yang sudah disampaikan oleh Udin sudah lebih dari cukup menjadi pelajaran bagi kita semua. Bahwa ujian apa pun, ketika kita bisa menghadapinya dengan sabar, maka semua akan segera berlalu. (Baca juga: Testimoni Taaruf | Cari Solusi & Nasihat Jelang Nikah)
Penulis: Syahirah Ramadania
Editor: Oki Ariyono
Foto: Pixabay