Alasan Kenapa Orang Takut Menikah

alasan kenapa orang takut menikah

Apa saja alasan kenapa orang takut menikah? Manusia terbagi dua dalam menyikapi hubungan percintaan. Ada yang menggunakan panduan agama untuk menjalin percintaan lawan jenis. Ada pula yang abai dengan ajaran agama dalam aktivitas percintaan.

Sebagai orang beriman, tentu kita patuh terhadap ajaran agama di setiap langkah agar tetap komitmen di jalan yang lurus, apalagi urusan percintaan dan pernikahan.

Bagi Mereka Yang Khawatir Sebelum Melangkah

Karena menikah adalah salah satu perintah agama. Sehingga sudah sepatutnya kita mengikuti panduan agama dalam pranikah hingga dalam mengurus pernikahan.

Saat ini muncul banyak ungkapan yang menyatakan khawatir jika menikah. Mari kita sedikit ulas alasan kenapa orang takut menikah. Semoga artikel ini bisa memberi penjelasan yang mencerahkan.

Baca juga: Testimoni Taaruf Ngaji Jodoh Antara Rizal dan Nanda

Alasan kenapa orang takut menikah, sebab pertama

Pertama, alasan kenapa orang takut menikah adalah khawatir tidak punya dana untuk pesta pernikahan. Di sejumlah daerah, menganut adat pesta perkawinan secara meriah dan diisi pagelaran yang menguras biaya.

Padahal pesta pernikahan itu hendaknya sebatas kemampuan saja. Jangan sampai utang sana sini demi menuruti adat yang tidak sesuai kaidah agama. Dalam ajaran Islam, Nabi Muhammad pernah memberi anjuran tentang pesta pernikahan.

Khawatir Biaya Pesta Nikah? Begini Anjuran Nabi

Anjuran Nabi saw ini disampaikan ketika baru saja hijrah ke Madinah. Ketika itu Nabi saw melihat Abdurahman bin Auf masih ada bekas wewangian berwarna kuning di wajahnya.

Adat di Madinah saat itu antara lain mempelai dirias dengan wewangian warna kuning.

Nabi saw bertanya, “Bekas apa ini?”

“Saya baru saja menikahi wanita Anshar ya Rasulullah.”

“Berapa mahar emas yang engkau berikan kepadanya.”

“Aku memberinya mahar emas sebesar sebuah kurma (sekitar lima dirham).”

“Buatlah acara walimah (jamuan makan) walau dengan (menyembelih) seekor kambing.” (HR. Bukhari – Muslim).

Itulah panduan bagi calon mempelai dan keluarganya jika ingin mengadakan pesta pernikahan berdasar panduan dari Nabi Muhammad. Menyembelih seekor kambing beserta memasak plus nasi dan minuman sederhana dirasa cukup untuk mengadakan jamuan pernikahan bagi tetangga terdekat dan kerabat inti.

Baca juga: Testimoni taaruf Ngaji Jodoh, Problem Keluarga Muncul Jelang Lamaran

Sebab Kedua Alasan Kenapa Orang Takut Menikah

Alasan kenapa orang takut menikah adalah merasa belum tidak cukup penghasilan untuk hidup sebagai pasutri. Di tengah kondisi ekonomi makro yang lesu, banyak pemuda menunda menikah.

Mereka berpikir bahwa jika penghasilannya hanya cukup untuk hidup sendiri. Jika untuk berdua dianggap tidak cukup. Sejatinya Allah yang Maha Pemberi Rezeki sudah memahami kekhawatiran ini. Oleh karena itu, Allah memberi kabar gembira di Al Quran.

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kalian, dan orang-orang yang layak (berkawin) dan hamba sahaya-sahayamu yang laki-laki dan hamba sahaya-sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Allah Mahaluas (pemberianNya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nur 32).

Jika Nikah Buka Pintu Rezeki, Mengapa Banyak Yang Takut Soal Ekonomi?

Lantas alasan kenapa orang takut menikah alasan kurangnya nafkah jika Allah yang Maha pemberi rezeki telah berjanji akan memberi kemampuan bagi mempelai?

Ada kalimat bijak untuk menjawab pertanyaan di atas: sebesar apapun pintu rezeki terbuka, jika mereka menutup rapat pintu syukur niscaya seisi dunia pun tak akan bisa mencukupi.

Alasan kenapa orang takut menikah, sebab ketiga

Alasan kenapa orang takut menikah disebabkan banyaknya perceraian yang terjadi di masyarakat. Para single melihat banyak konflik pernikahan yang berujung perceraian. Kaum jomblo merasa ngeri untuk melangkah. Jangan-jangan penyakit ini bisa menular kepada mereka.

Jika dipikir secara logika, perceraian ibarat sebuah penyakit. Jika kita bisa berpikir logis, tentu saja kita tak ingin terjangkit penyakit. Sebagai bentuk usaha menghindari penyakit, tentu saja kita membiasakan hidup sehat dan menjauhi kebiasaan buruk.

Jika sudah berusaha hidup sehat namun tetap saja masih sakit, maka kita kan harus berusaha mencari obat dan terapi ke dokter agar segera sembuh.

Baca juga: Testimoni Taaruf Antara Lulusan SMP & Lulusan D3

Jika Kita Sedang Sakit, Apa Yang Akan Kita Lakukan?

Dari sini jelaslah bahwa kita tak mungkin mendekam di dalam rumah saja dengan alasan takut terkena penyakit di luar sana.

Demikian pula dengan menikah. Bukankah manusia punya hasrat seksual yang hanya halal disalurkan dengan cara menikah. Tak ada cara lain. Cara di luar menikah pasti jadi dosa besar.

Orang yang berpikir logis pasti akan membiasakan hidup sehat dalam menjalani pernikahan. Sehat iman, sehat jasmani, sehat mental, sehat komunikasi, sehat pikiran dan sehat moral.

Hanya Orang Gila Yang Membiarkan Dirinya Sakit Tanpa Berobat

Hanya orang yang punya nalar benar saja akan berobat jika ada gejala kecil ‘penyakit’ pernikahannya. Misalnya penyakit seperti sikap egois, temperamen, tertutup, khianat, maksiat dan banyak lagi.

Tak hanya mengonsumsi obat saja namun juga melakukan terapi kepada pihak yang mampu menyelesaikan penyakit rumah tangga.

Jangan malah membiarkan ‘penyakitnya’ makin besar yang kemudian makin besar sehingga sulit disembuhkan. Harusnya kan sebelum membesar sudah diobati dulu. Carilah obat yang benar dalam mengatasi masalah pernikahan. Obat yang salah atau cara yang salah justru makin memperparah penyakit itu.

Baca juga: Penghalang-penghalang Datangnya Jodoh

Menikah Adalah Perintah Allah, So Jangan Jauh Dari-Nya

Jika Allah memerintahkan orang beriman untuk menikah, maka pasti Allah telah menyediakan jalan keluar baginya dalam menyelesaikan masalah rumah tangganya.

Kesimpulannya adalah: menikah merupakan solusi terhadap problem manusia. Yakni solusi atas kebutuhan syahwat dan kebermaknaan hidup. Bukankah Adam membutuhkan Hawa untuk menemani hidupnya?

Jangan salahkan syariat menikah jika banyak terjadi perceraian. Namun yang salah adalah para pasutri yang tidak membiasakan hidup sehat dan justru memperparah kebiasaan buruknya, tanpa mau berobat dengan benar.

Nabi saw bersabda, “Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertaqwalah pada separuh yang lain.” (HR. Baihaqi).

Mengapa separuh? Karena -menurut ulama- kerusakan agama seseorang itu berasal dari dua rongga: rongga kemaluan dan rongga mulut.

Dengan Apa Menjaga Kebaikan Pernikahan?

Jika telah menikah, maka ia telah selamat di satu bagian penting hidupnya. Dan setelah menikah, pasutri mendapat tugas baru: menjaga pernikahannya dengan taqwa dan dengan hidup sehat. Tanpa taqwa dan tanpa hidup sehat, pernikahan hanya diisi dengan penyakit yang merusak.

Semoga kita mampu membiasakan hidup sehat dalam pernikahan dan berkomitmen dalam taqwa. Amin ya robbal alamin.

Baca juga: Testimoni taaruf Ngaji Jodoh, Trauma Pernah Nyaris Gagal Jelang Hari H

Foto: pixabay

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *