Pahala Menikah Menurut Islam | 24 Jam Isinya Amal Sholeh

Pahala Menikah Menurut Islam

Pahala menikah menurut Islam dijelaskan di hadits-hadits Nabi Muhammad saw. Karena menikah merupakan salah satu sunnah para nabi dan rasul sejak dahulu.

Hidup membujang memang mudah. Tak perlu repot-repot bertanggung jawab kepada suami anak atau istri atau pun kepada anak-anak. Hidup melajang memang mudah dan tanpa beban ini itu.

Tapi, manusia dibekali hasrat seksual yang hanya sah disalurkan kepada istrinya atau suaminya. Tanpa menikah, maka seseorang harus sekuat tenaganya untuk menahan diri untuk tidak berzina.

Baca juga: Testimoni Taaruf Ngaji Jodoh, Problem Keluarga Muncul Jelang Lamaran

Karena Manusia Punya Hawa Nafsu

Bagaimana pun hasrat seksual telah melekat pada diri manusia. Dan harus ditahan selama dia single dan nanti bernilai halal jika sudah menikah.

Karena itulah, Islam mengatur bahwa menikah termasuk ibadah jika benar niatnya dan benar pula cara sejak pranikah hingga pascaakad.

Menikah menuntut banyak tanggung jawab. Oleh karena itulah, pahala menikah menurut Islam ditentukan seberapa banyak tanggung jawab yang mampu diemban dengan baik. Makin berat tanggung jawab, makin besar pahala menikah menurut Islam.

Allah Mahaadil. Dalam pernikahan memang menuntut banyak amanah dan tanggung jawab. Namun semua itu terdapat pahala yang Allah siapkan untuk pasutri.

Pahala Menikah Menurut Islam, Bermesraan Itu Amal Sholeh

Inilah salah satu bukti betapa Islam itu agama yang penuh kasih sayang. Bahkan, kemesraan antara suami istri dicatat pahala menikah menurut Islam.

Rasulullah Muhammad saw. menjelaskan, “Hubungan badan antara kalian (dengan istri) adalah sedekah.”

Ada sahabat yang lantas bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah jika kami mendatangi istri kami dengan syahwat itu mendapatkan pahala?”

“Bukankah jika kalian bersetubuh pada yang haram, kalian mendapatkan dosa? Oleh karenanya jika kalian bersetubuh pada yang halal, tentu kalian akan mendapatkan pahala.” (HR. Muslim 1006).

Setiap kemesraan antara suami istri menjadi bagian dari pahala bagi keduanya. Mulai dari ciuman, sentuhan hingga hubungan intim. Semuanya dihitung sedekah.

Baca juga: Testimoni taaruf Ngaji Jodoh, Lulusas SMP dan Lulusan D3

Keintiman Adalah Sunnah Nabi dan Orang Shalih

Bahkan hubungan seksual pasutri menjadi sunnah para nabi orang shalih terdahulu. Imam An Nawawi dalam Kitab Arbain An Nawawi menjelaskan hadits ke-25 sebagai berikut.

“Ketahuilah, bahwa syahwat jimak/seksual (yang halal) adalah syahwat yang disukai oleh para nabi dan orang-orang shalih. Mereka berkata, demikian karena padanya terdapat maslahat agama dan dunia berupa menundukkan pandangan, meredam syahwat dari zina, dan memperoleh keturunan.”

“Yang di dengannya menjadi sempurna bangunan dunia serta memperbanyak jumlah umat Islam. Mereka berkata juga semua syahwat bisa mengeraskan hati jika ditunaikan kecuali syahwat ini, karena bisa melembutkan hati.” (dalam Berhubungan Badan Suami Istri itu Sedekah, muslim.or.id, terbit 2-11-2017).

Baca juga: Testimoni Taaruf Ngaji Jodoh, Anak Punk Ikut Taaruf

Pahala memberi nafkah

Di antara kewajiban suami adalah memberi nafkah keluarganya sesuai kemampuannya. Dan setiap nafkah yang ditunaikan kepada keluarga dihitung berpahala.

“Sungguh tidaklah menginfakkan nafkah (harta) dengan tujuan mengharapkan (melihat) wajah Allah (pada hari kiamat nanti) kecuali engkau mendapat ganjaran pahala (yang besar), sampai pun makanan yang kamu berikan kepada istrimu.” (HR. Bukhari 56).

Pahala menikah menurut Islam, Merawat anak

Pasutri yang mendidik dan merawat anak hingga tumbuh dewasa dengan baik maka insya Allah akan berkumpul dengan Nabi Muhammad di surga.

Ayah ibu yang merawat dan mendoakan anak-anaknya menjadi pahala baginya. Sehingga, nyaris 24 jam sehari dicatat sebagai amal sholeh dan pahalanya diterima pasutri jika lillahi taala.

Itulah pahala menikah menurut Islam dalam hal merawat anak. Nabi saw bersabda, “Siapa saja menanggung nafkah dua anak Perempuan hingga baligh, maka pada hari kiamat antara dia dan saya akan seperti ini (beliau merapatkan jari-jari tangan).” (HR. Muslim).

Baca juga: Testimoni Taaaruf Ngaji Jodoh, Mas Rizal & Mbak Nanda

Pahala bersilaturahim ke mertua dan kedua keluarga

Mertua sudah ibarat ayah ibu kita sendiri. Bedanya, mereka tidak melahirkan kita. Oleh karena itu, kewajiban pasutri antara lain bersilaturahim dengan keluarga mertua. Mulai dari bapak-ibu mertua hingga keluarga besarnya.

Semua berhak mendapat silaturahim dari pasutri demi menjaga kebaikan hubungan kekerabatan. Dan silaturahim terdapat pahala yang agung dan punya manfaat besar di dunia.

Nabi saw. menjelaskan, “Siapa saja yang senang diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah bersilaturahim.” (HR. Bukhari).

Baca juga: Testimoni Taaruf Ngaji Jodoh, Sebelum Taaruf Trauma Batal Nikah Jelang Hari H

Foto: pixabay

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *