Menikah di Bulan Dzulhijjah

Menikah di Bulan Dzulhijjah

Menikah di bulan Dzulhijjah | Setelah memilih calon pasangan yang sesuai, langkah berikutnya yang dilakukan oleh pasangan calon pengantin adalah menentukan waktu pelaksanaan pernikahan.

Dalam Islam sejatinya tidak mengenal hari, tanggal, bulan dan tahun baik untuk menikah. Kapan saja waktunya insyaAllah baik untuk melaksanakan niatan baik yang semata-mata mengharap ridho dan berkah Allah Swt, termasuk menikah.

Menikah di bulan Dzulhijjah, Mitos atau Shahih?

Apabila ada yang beranggapan adanya larangan menikah di empat bulan haram. Dalam Islam bulan-bulan haram artinya kategori bulan suci yang penuh keistimewaan. Maka, menikah di bulan Dzulhijjah pun sah-sah saja.

Disebut sebagai haram karena pada bulan-bulan tersebut sangat dilarang untuk melakukan peperangan dan pertumpahan darah.

Bulan haram itu adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Jika ada pendapat yang mengatakan bahwa bulan haram itu bulan yang tidak baik melakukan hajatan maka itu adalah salah besar dan itu hanya mitos yang tidak memiliki dalil.

Menikah di bulan Dzulhijjah, Apakah Keluarga Nabi Ada yang Melakukannya?

Bahkan tidak ada hadist dan kesepakatan ulama yang dilarang menikah di empat bulan tersebut di atas. Menikah di bulan Dzulhijjah bisa digelar jika semua persiapan sudah matang.

Baca juga: Persiapan Menikah Menurut Islam

Justru sebaliknya, sebagian riwayat menyatakan bahwa Nabi Muhammad saw. menikahkan putri terkasihnya, Sayyidah Fatimah dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib, menikah di bulan Dzulhijjah.

Begitu juga bulan Muharram adalah salah satu bulan yang dimuliakan oleh Allah Swt. Tentang keutamaannya, Rasulullah Muhammad saw bersabda, “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan (puasa sunnah) adalah puasa di bulan Allah al-Muharram.” (HR. Muslim 1163).

Muharram adalah bulan yang Allah Swt gambarkan sebagai milik-Nya. Oleh karena itu, sudah sepantasnya seorang Muslim mencari berkah di bulan ini dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik, termasuk menikah.

Jikalau kini semarak bahkan viral hingga terkesan menikah di bulan Dzulhijjah adalah bulannya musim menikah.

Baca juga: Testimoni taaruf Ngaji Jodoh Dari Pebinis

Ada Momen Penting Apa di Bulan Dzulhijjah?

Bisa jadi karena sebagian besar umat beranggapan bahwa bulan Dzulhijjah adalah bulan ke-12 dan terakhir dalam kalender penanggalan hijriyah.

Dzulhijjah dinilai sangat istimewa karena banyaknya ritual keagamaan yang ada di dalamnya, termasuk kewajiban menunaikan haji bagi umat muslim yang mampu.

Sementara bagi yang tidak mampu berangkat haji dianjurkan senantiasa memperbanyak amalan sunnah, seperti berpuasa, shalat, sedekah, berzikir, qurban, dan amalan kebaikan lainnya, di antaranya menggenapkan separuh agama yaitu melangsungkan akad nikah.

Bahkan sebagian besar masyarakat ada yang beranggapan seluruh umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah kepada Allah dan menjauhi segala larangan-Nya agar tidak menodai keutamaan bulan Dzulhijjah.

Baca juga: Testimoni Taaruf Rizal dan Nanda

Menikah Di Bulan Suro/Muharram?

Dan pernikahan dinilai sebagai salah satu bentuk ibadah yang memiliki nilai tinggi karena dianggap telah menyempurnakan agama. Dengan demikian, menikah di bulan Dzulhijjah juga akan dihitung sebagai kebaikan.

Pada dasarnya, semua bulan dalam Islam bermakna baik. Tidak ada satupun bulan yang mengandung keburukan di dalamnya.

Hanya saja, ada beberapa golongan bulan yang memang begitu diagungkan oleh Allah Swt, salah satunya adalah bulan Dzulhijjah. Namun, semua itu dalam rangka ibadah bukan terkait hari bulan baik atau bulan tidak baik untuk hajatan.

Acara pesta pernikahan adalah terkategori hablum minannas atau hubungan antarmanusia.

Maka tidak ada kaitannya dengan kekhususan dalam pesta pernikahan dengan bulan tertentu. Semua tergantung kesanggupan para mempelai dan keluarganya masing-masing.

Tidak ada larangan pula bagi umat muslim yang ingin melaksanakan pernikahan di bulan Dzulhijjah atau tidak harus menikah di bulan Dzulhijjah, mengingat statusnya sebagai bulan yang penuh berkah dengan nilai-nilai keistimewaan.

Juga tidak ada istilah sial/buruk menikah di bulan Muharam misalnya. Karena urusan pesta itu urusan keduniaan, tidak ada sangkut pautnya dengan berkah atau tidak berkah.

Baca juga: Kisah Trauma Gagal Nikah Jelang Hari H

Meraih Berkah Pernikahan, Begini Caranya

Karena keberkahan itu bisa diraih jika semua aktivitas kita sesuai petunjuk Allah, tidak ada kaitan dengan bulan tertentu. Berkah itu jika kita beriman dan bertaqwa.

Allah berfirman, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertaqwa, Kami benar-benar bukakan keberkahan dari langit dan dari bumi…” (QS. Al A’raf 96).

Penentuan tanggal pernikahan sebenarnya kembali lagi pada kemampuan masing-masing. Semua bulan adalah mulia di mata Allah Swt.

 

Baik Buruk Itu Datangnya Darimana?

Yang terpenting, pastikan untuk tetap berpegang teguh bahwa Allah adalah Maha Pengatur untuk segala hal yang baik dan buruk.

Jadi, menikah di bulan apapun dalam Islam tidak ada larangan. Menyegerakan niat baik dan semata-mata mengharap ridha dan berkah Allah lewat pernikahan sangat dianjurkan.

Yang paling penting adalah setelah melangsungkan proses pernikahan kedua insan harus semakin haus akan ilmu Allah agar dapat menjalani kehidupan berumah tangga sesuai dengan syariat-Nya. Wallahu a’lam bish showab.

Baca juga: Laki-laki Serius itu seperti apa?

Penulis: Lulusianna Yuliartiek, penggiat Literasi Rumah Baca Adiba Bogor

Editor: Oki Aryono

Foto: pixabay

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *