Usaha Mencari Jodoh Bagi Wanita | Kisah Sahabat Nabi
Ada usaha mencari jodoh bagi wanita dengan cara yang halal dan terhormat. Mengapa harus halal dan terhormat? Karena di luar sana banyak usaha mencari yang tidak halal. Ada pula dengan cara yang tidak terhormat, justru merendahkan martabat wanita.
Usaha mencari jodoh bagi wanita dengan pacaran, di dalam aktivitasnya ada kegiatan berduaan dan bersentuhan merupakan perbuatan haram. Menjurus pada zina.
Usaha Mencari Jodoh Bagi Wanita, Cara yang Halal dan Terhormat
Baca juga: Testimoni Taaruf | Lamaran Nyaris Batal Karena Problem Keluarga
Padahal orang beriman diwanti-wanti jangan mendekati perbuatan zina. Berduaan pria Wanita bukan mahram itu dilarang. Apalagi saling bersentuhan yang belum halal atau belum akad nikah. Bersentuhan tanpa ikatan pernikahan adalah zina.
“Dan janganlah kalian mendekati perbuatan zina, sungguh (zina) suatu jalan yang buruk” (QS. Al Isra 32).
Perbuatan zina selalu dimulai dari berduaan. Lalu pegangan tangan, kemudian berlanjut perbuatan haram bagi yang belum sah menikah.
Baca juga: Mengapa Pacaran Bahaya Bagi Perempuan
Agar Nikah Berkah, Jangan Didahului dengan Dosa
Ini semua adalah usaha mencari jodoh bagi wanita yang diharamkan. Bagaimana bisa meraih keluarga berkah jika diawali dengan dosa?
Ada pula usaha mencari jodoh bagi wanita yang justru merendahkan martabat perempuan. Misalnya mengumbar foto profil di Facebook, Instagram atau media sosial lainnya.
Agar tampak menarik, tak jarang peserta biro jodoh menampilkan foto diri dengan busana yang sensual atau seksi. Atau menampilkan foto diri yang telah diedit sedemikian rupa agar tampak cantik. Padahal semua itu penuh kepalsuan. Tentu ini merendahkan martabat kaum wanita itu sendiri.
Justru Merendahkan Martabat Wanita
Ada pula usaha mencari jodoh bagi wanita melalui reality show di acara televisi. Di sana, kaum wanita dan pria dibuatkan acara bersama lalu saling kenalan kemudian menjalin kemesraan. Semua proses itu disiarkan televisi nasional.
Tentu ini cara yang tidak pantas. Bagaimana orang yang usaha mencari jodoh diumbar kemesraan di hadapan jutaan orang? Ini merendahkan wibawa para wanita Muslimah.
Lantas bagaimana usaha mencari jodoh bagi wanita dengan cara halal dan terhormat? Ada teladan dari para shohabiyah (sahabat nabi dari kalangan kaum wanita).
Usaha Mencari Jodoh Bagi Wanita, Teladan Dari Keluarga Paling Mulia
Usaha mencari jodoh bagi wanita Islam pernah dicontohkan Hafshah, putri Umar bin Khattab. Pada perang Badar, Khunais bin Hudzafah As Sahami, suami Hafshah menderita luka akibat serangan kaum kafir Quraisy.
Sepulang dari medan jihad, luka Khunais makin parah hingga ia gugur sebagai syuhada. Tentu kaum muslimin berduka, apalagi Hafshah. Sebagai ayah, Umar merasakan kepedihan yang dirasakan putrinya.
Di usia yang masih muda Hafsah sudah menjadi janda karena wafatnya sang suami yang mujahid dan muhajir yang mulia (para sahabat yang ikut hijrah).
Setelah habis mas iddahnya, Umar -sebagai wali- mengambil inisiatif untuk membantu putrinya menemukan pria shalih yang akan mengisi kekosongan jiwa Hafshah. Ayah yang baik adalah yang bisa memahami keinginan dan hasrat putrinya.
Begini Cara Para Sahabat Nabi Berusaha Cari Jodoh
Lantas Umar menemui sahabat-sahabat terdekatnya yang terkenal dengan keshalihannya. Umar menemui Abu Bakar dan menawarkan apakah mau menikahi Hafshah. Saat itu Abu Bakar tidak menjawab apa-apa. Umar pun merasa kecewa.
Lalu Umar menawari Ustman bin Affan. Kala itu Utsman menolak karena Utsman sedang berduka karena wafatnya istrinya, Ruqayyah binti Muhammad, putri Rasul Muhammad saw.
Umar semakin kecewa. Kemudian Umar curhat atas sikap dua sahabatnya itu kepada Rasulullah saw. Lantas Rasulullah mengatakan, “Hafshah akan menikah dengan orang lebih baik daripada Abu Bakar dan Ustman. Dan Ustman akan menikah dengan seseorang yang lebih baik daripada Hafshah.”
Mulanya Umar tidak paham dengan makna ucapan Nabi ini. Namun setelah direnungkan, Umar pun paham bahwa Nabi sendiri yang kemudian menikahi putrinya.
Dan Umar merasa terhormat dengan niat Nabi itu. Dan Ustman kemudian menikahi Ummu Kultsum, putri nabi yang lain.
Baca juga: Tips Keluarga Samawa dari Pebisnis | Testimoni
Persahabatan Yang Naik Level Menjadi Persaudaraan
Umar pun langsung menceritakan rencana Nabi ini kepada Abu Bakar. Lantas Abu Bakar berkata kepada Umar, “Aku tidak bermaksud menolakmu saat itu, karena aku tahu Rasulullah telah menyebut-nyebut nama Hafshah. Tentu aku tidak akan membuka rahasia ini kepada kepadamu. Jika Rasulullah mengizinkan, tentu aku akan menerima tawaranmu kemarin.”
Dari kisah ini, kitab isa mengambil pelajaran penting. Bahwa usaha mencari jodoh bagi wanita itu yang pertama dan paling utama adalah usaha sang wali nikah. Wali nikah yang pertama adalah ayah. Ini tak hanya bagi gadis, namun juga berlaku pada janda seperti halnya kisah Hafshah di atas.
Jika ayah berhalangan tetap, maka urutannya (tidak boleh melangkahi) kakek ke atas, saudara laki-laki seayah, saudara laki-laki ayah, sepupu laki-laki dari saudara ayah, dst.
Siapa Yang Harusnya Paling Diandalkan Dalam Cari Jodoh Bagi Wanita?
Inisiatif dari wali yang terdekat dengan wanita muslimah itu -harusnya- menjadi usaha paling bisa diandalkan. Karena tugas wali nikah tidak sekadar mengucapkan ijab, namun jauh sebelum menemukan sang mempelai pria.
Wali ikut mendampingi proses perkenalan bahkan wali menyeleksi dan mengenali para pria sejauh mana tingkat keseriusan dan kadar komitmennya terhadap agama.
Baca juga: Serius Cari Jodoh 2023 | Forum Taaruf
Foto: Pixabay