Apa Arti Taaruf | Bedanya dengan Pacaran (bagian 2-Habis)

Apa Arti Taaruf dan Apa Bedanya dengan Pacaran | Maraknya pacaran yang berujung seks bebas dan hamil pranikah membuat sejumlah kalangan untuk mencari solusi.  Salah satu solusi adalah praktik taaruf.

Apa arti taaruf? Taaruf dari bahasa Arab artinya perkenalan. Istilah ini bisa dipakai dalam umumnya pergaulan pertemanan atau persahabatan.

Namun kemudian istilah taaruf ini menyempit yang maknanya sebuah usaha penjajakan untuk saling mengenal di antara dua pasang manusia pria dan wanita untuk menuju jenjang pernikahan.

Dalam ajaran Islam, hubungan seks hanya boleh dengan cara menikah. Tidak ada cara lain. Karena itu, taaruf adalah solusi menuju proses pernikahan.

Sedangkan pacaran akan menjerumuskan muda mudi kepada perbuatan dosa dan asusila. Pecaran hanya membuat kedua sejoli dimabuk syahwat, bukan malah menjaga diri agar tetap suci hingga akad nikah nantinya. Dalam konteks ini, apa arti taaruf?

Berikut ini penjelasan tentang apa arti taaruf dan bedanya dengan pacaran bagian kedua. Bagian pertama bisa Anda klik di sini.

Apa Arti Taaruf, Dalam Hal Pertemuan

Jika taaruf, kedua sejoli tidak diperkenankan bertemu berdua saja. Harus ada pendamping, bisa dari pihak wanita saja atau sama-sama ajak pendamping. Apa arti taaruf? Di sinilah salah satu artinya.

Di sinilah perbedaan mencolok dengan pacaran. Keduanya sering berduaan dimana saja. Bahkan sering dijumpai pasangan pacaran berduaan di tempat sepi. Inilah lebih dekat kepada perbuatan zina.

Dalam Hal Komunikasi

Komunikasi dalam taaruf dibatasi hanya untuk kebutuhan persiapan pernikahan. Tidak terlalu banyak. Karena semua diniatkan menuju keberkahan rumah tangga. Sehingga meski tidak banyak komunikasi, maka kemantapan hati sepenuhnya dilimpahkan Allah. Karena hanya Allah semata yang membolak-balikkan hati. Hanya Allah saja yang menjodohkan kedua anak manusia.

Sangat berbeda dengan pacaran, komunikasi kedua sejoli acapkali melewati batas. Keduanya seringkali mengumbar gombalan. Komunikasinya tidak tulus karena mentaati agama. Sehingga Allah tidak memberi kemantapan hati yang hakiki. Maka yang dominan adalah dorongan syahwat dan godaan syetan.

Dalam Hal Jangka Waktu

Taaruf punya tahapan yang jelas dan terbatas waktunya. Prinsip dasarnya: lebih cepat lebih baik. Sangat berbeda dengan pacaran. Proses pacaran tidak jelas jangka waktunya. Anak sekarang bilang: geje alias gak jelas.

Ada yang hitungan bulanan. Ada yang sampai 3 tahun ataupun 5 tahun. Dan proses pacaran seperti ini sangat rawan masalah akhlak dan perilaku dosa. Sehingga jangka waktu yang panjang itu hanya menambah dosa saja.

Ketika kemudian menikah pun, tidak ada rasa yang spesial di antara keduanya karena sudah sering berduaan. Ibarat kita makan di waktu magrib padahal kita berpuasa. Tentu akan berbeda kenikmatannya dengan orang yang berpuasa lalu berbuka di saat magrib tiba.(habis)

Kembali ke bagian satu

 

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *