Kenapa Kita Harus Taaruf | Ini Akibatnya Jika Abaikan
Kenapa kita harus taaruf? Ini menjadi pertanyaan bagi para jomblo yang punya niat untuk menikah. Istilah taaruf mulai popular di Indonesia sejak booming film Ayat-Ayat Cinta (AAC) pada 2008 silam.
Di AAC, ada momen proses taaruf antara Fahri dan Aisha sebagai tahapan untuk jenjang yang lebih serius. Sejak adegan film ini, aktivitas taaruf kemudian menjadi lebih populer di masyarakat.
Kenapa kita harus taaruf, Sejarah Singkat Taaruf Di Indonesia
Dulunya, kegiatan taaruf hanya dilakukan terbatas pada aktivis Islam di kampus-kampus di era 1980an hingga 1990an.
Biasanya aktivis pria yang lebih senior dan sudah lulus kuliah lalu sudah bekerja kemudian ditaarufkan dengan adik tingkat perempuan. Jika ada kecocokan, maka keduanya menikah.
Kenapa kita harus taaruf? Itulah pertanyaan yang dipikirkan para aktivis Islam di kampus pada era Orde Baru. Dan taarufnya pun sangat terbatas hanya sesama aktivis masjid kampus.
Baca juga: Testimoni Taaruf Ngaji Jodoh, Problem Keluarga Muncul Jelang Lamaran
Kenapa kita harus taaruf, Ini Dampak Mengabaikan Taaruf
Karena, mereka ingin menjauhkan diri dari mudharatnya pacaran. Pada praktiknya, hingga masa kini pacaran masih marak dan menimbulkan mudharat secara moral. Pacaran memicu perzinaan dan menjadikan generasi muda jatuh pada kerusakan moral.
Kenapa kita harus taaruf? Karena pacaran selalu menyeret pria dan wanita pada dosa besar. Semua praktik pacaran selalu mengarah pada aktivitas fisik yang tidak halal. Belum akan nikah, lalu berduaan dan bersentuhan fisik. Ini semua mendekati zina dan dosa besar.
Allah berfirman, “Janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra 32).
Jika mendekati saja dilarang, apatah lagi melakukannya. Naudzubillah.
Ini Syarat Agar Pernikahan Berkah
Karena, jika ingin meraih keluarga berkah maka jangan menggunakan cara pacaran. Mana mungkin meraih pernikahan berkah jika diawali dengan dosa? Dan pacaran adalah cara yang berdosa dan haram.
Gunakanlah jalan menuju nikah dengan taaruf. Dalam aktivitas taaruf, selalu dimulai dengan niat yang bersih untuk meraih pahala dan kemudian didampingi oleh kerabat atau orang shalih terdekat kita.
Baca juga: Testimoni Taaruf Ngaji Jodoh, Antara Lulusan SMP dan Lulusan D3
Ini Warning Dari Nabi Muhammad
Jangan sampai berduaan antara seorang pria dan wanita yang bukan mahram. Nabi Muhammad saw memberi warning, “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, maka hendaknya janganlah berduaan dengan wanita (yang bukan mahram), karena yang ketiganya adalah syetan.” (HR. Ahmad).
Inilah alasan kenapa kita harus taaruf? Karena, jika tidak dengan taaruf, kita akan terjerumus pada praktik dosa besar.
Baca juga: Testimoni Taaruf Ngaji Jodoh, Anak Punk Ikut Taaruf
Begini Rusaknya Moral Jika Tidak Dengan Taaruf
Pacaran itu biasanya dimulai dengan chatting berdua. Lalu video call. Kadang ada yang melewati batas norma agama. Sampai ada yang video call dengan mengumbar aurat dengan lawan jenis.
Dalam taaruf, kita dilarang mengumbar aurat dan harus ada pendamping yang paham agama.
Mengapa harus ada pendamping atau pembimbing? Jika untuk mengerjakan skripsi saja kita membutuhkan pembimbing, apatah lagi untuk proses menikah. Karena pernikahan itu ibadah yang paling Panjang. Seumur hidup kita.
Kenapa kita harus taaruf, Apa Bekal Nikah Paling Baik?
Jika ini perjalanan seumur hidup, maka bekalnya ilmu dan bekal ketaqwaannya pun harus jauh lebih banyak. Di situlah kenapa kita harus taaruf. Karena kita butuh arahan dan bimbingan dari orang yang paham agama.
Allah memberi panduan, “…Carilah bekal dan sesungguhnya bekal yang paling baik adalah taqwa…” (QS. Al Baqarah 197).
Jadilah pribadi yang bertaqwa sebagai bekal pernikahan. Dan belajar ketaqwaan kepada orang yang lebih berilmu adalah kebutuhan bagi calon pengantin, juga bagi pengantin lawas. Karena jauhnya perjalanan yang akan ditempuh pasutri setelah akad nikah.
Baca juga: Testimoni taaruf Ngaji Jodoh, Trauma gagal Nikah jelang Hari H
Foto: pixabay