Bekal Wanita Sebelum Menikah Menurut Islam

bekal wanita sebelum menikah menurut islam

Bekal menikah sebelum menikah | Banyak pasangan muda – mudi yang hendak menikah, hanya berfokus pada acara resepsi pernikahan. Inginkan sebuah pernikahan yang mewah dan megah, sampai rela berhutang untuk merealisasikan pernikahan impian. Atau ada juga yang berfokus pada perasaan. Cinta buta membuat seseorang tidak peduli seperti apa tingkah dan kehidupan calon pasangan.

Tanpa adanya bekal, sebuah perjalanan akan terasa berat dan sulit. Besar kemungkinan seseorang akan berputar akan kembali ketempat semula. Kalau dalam sebuah perjalanan saja membutuhkan bekal, apa lagi untuk memasuki dunia pernikahan.

Butuh bekal untuk mempersiapkan diri sebelum merubah status dari single menjadi menikah. Karena menikah bukan untuk hal yang hanya untuk dicoba-coba. Harapannya, menikah sekali seumur hidup dan seumur hidup bisa menjadi waktu yang lama jika sama – sama diberikan umur yang panjang.

(Baca juga: Menikah itu Ibadah Terlama)

Lalu apa bekal wanita sebelum menikah menurut Islam? Sehingga pernikahannya bisa sakinah mawadah wa rahmah.

 

Pahami Niat Menikah

Menikah bukan hanya untuk meneruskan keturunan atau hanya untuk memenuhi kebutuhan biologis saja. Ada niat menikah yang jauh lebih utama dan harus diniatkan demikian, yakni murni untuk menjalankan ibadah kepada Allah sekaligus menyempurnakan separuh agama.

Artinya, setiap wanita yang hendak menikah diharapkan mampu menjadikan pernikahan tersebut sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran-Nya.

Maka penting menjadikan tugas meluruskan niat menikah ini sebagai bekal wanita sebelum menikah menurut Islam.

Persiapkan Mental

Pernikahan bukan sesuatu hal dapat diremehkan, perubahan status dari single menjadi menikah akan mengubah banyak kehidupan wanita. Akan banyak tanggung jawab yang akan diemban, baik itu suami, anak maupun anggota keluarga.

Belum lagi jika tak kunjung diberikan keturunan setelah menikah. Butuh mental yang kuat dan hati yang tegar untuk mendengar berbagai celotehan baik dari keluarga mau pun orang sekitar. Atau konflik lainnya yang mungkin akan kita temui.

(Baca juga: Kesiapan Mental Sebelum Menikah)

Bagaimana pun bentuk konflik tersebut, mental yang kuat dan sehat akan memudahkan kita melewati semuanya dengan mudah tanpa ada pertikaian yang bisa berujung pada perceraian. Ingat hadis ini, “Istri mana saja yang mita cerai kepada suaminya dengan tanpa sebab mendesak, maka bau surga haram baginya.” (HR. Tirmidzi)

Mempelajari Ilmu Pernikahan

Dalam buku Ta’limul Muta’allim dijelaskan bahwa ilmu yang paling utama adalah ilmu yang dibutuhkan saat itu. Artinya, bekal wanita sebelum menikah ialah mempelajari ilmu pernikahan.

Dalam Islam, ilmu pernikahan mencakup pembelajaran mengenai hak dan kewajiban istri kepada suami dan sebaliknya, suami kepada istri.

Selain itu, terdapat juga tanggung jawab yang diemban setelah menikah, persiapan mental dan emosinal, hingga pemahaman tentang cara menangani permasalahan dengan komunikasi yang baik.

Tetapi jangan sampai menyalah artikan mengenai ilmu hak dan kewajiban, dimana setelah memperlajari ilmu tersebut, fokusnya hanya kepada menuntut kepada suami perihal hak-haknya. Lupa kalau ada hak suami juga yang harus kita berikan.

Rajinlah mengintropeksi diri, apakah sudah menjalankan kewajiban sesuai dengan ilmu yang sudah dipelajari tersebut?

Bekal Wanita sebelum Menikah ialah Manajemen Keuangan

Rasulullah saw. bersabda, “Setiap kalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang imam adalah pemimpin, dan ia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang pria adalah pemimpin di rumah tangganya ia bertanggung jawab dengan apa yang di pimpinnya. Dan seorang wanita juga pemimpin di rumah suaminya dan juga bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang pembantu adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.” (HR. Al-Bukhari)

Di dalam Islam, yang bertanggung jawab mencari nafkah adalah suami. Tetapi dalam pengelolahan harta rumah tangga, yang bertanggung jawab adalah istri. Artinya, butuh ilmu untuk mengelola keuangan, karena pengaruhnya akan sangat terasa.

Baca juga: Testimoni taaruf, Rizal & Nanda

Belajar Ilmu Parenting

Ilmu ini jelas sangat penting, mengingat dalam merawat anak tidak hanya membutuhkan finansial yang matang. Sebagai calon orang tua, kita juga harus paham bagaimana cara mendidik anak supaya menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Karena kesolehan itu tidak bisa diturunkan otomatis dari orang tua seperti warna kulit.

(Baca juga: Pengertian Parenting Islami)

 

Penulis: Syahirah Ramadania (ig :@syahirah.ramadania)

Editor: Oki Aryono

Foto: Pixabay

 

 

 

 

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *