Batasan Aurat Yang Terabaikan

Batasan Aurat yang Terabaikan

Batasan Aurat yang Terabaikan | Al-Qur’an diturunkan bukan hanya sekedar untuk di baca dan dihafalkan, tetapi yang paling utama tujuan diturunkannya Al-Qur’an adalah untuk pedoman hidup selama di dunia. Berisi aturan-aturan yang sudah Allah tetapkan. Perintah dan larangan-Nya ada di dalamnya.

Islam agama yang sempurna, mengatur segala hal dari yang terkecil hingga yang terbesar. Sayangnya, semakin berkembangnya teknologi semakin membuat manusia-manusia lalai dan mulai mengabaikan tujuan hidupnya yaitu beribadah. Salah satu aturan yang terabaikan itu ialah batasan aurat manusia, baik laki-laki mau pun perempuan.

Berikut ini penjelasan batasan aurat laki-laki juga perempuan dan efek dari diabaikannya batasan aurat ini:

  1. Batasan Aurat Laki-Laki

Ketika berbicara perihal aurat, fikiran akan langsung terhubung pada para kaum hawa. Padahal, di dalam Islam, yang memiliki batasan aurat bukan hanya para kaum hawa tetapi juga para kaum adam. Meski sama-sama memiliki batasan aurat, tentu batasan antar keduanya sangat berbeda.

Diriwayatkan dari Al Miswar bin Makhramah, ia berkata: “Aku datang memikul batu berat, saat itu aku mengenakan pakaian yang tiba-tiba kainku melorot, padahal aku membawa batu, aku tidak sanggup meletakkan batu itu kecuali sampai ditujuan.”

Rasulullah SAW melihatku, lalu berkata: “Betulkanlah pakaianmu, ambillah dan jangan kalian berjalan dalam keadaan telanjang.” (HR Muslim dan Abu Dawud)

Dari hadis tersebut dapat kita simpulkan bahwa ada batasan aurat untuk laki-laki. Merujuk pada hadis riwayat Ahmad, aurat laki-laki adalah antara pusar sampai lutut. Rasulullah SAW bersabda: “Karena diantara pusar dan lutut adalah aurat.” (HR Ahmad)

(Baca Juga: Aurat Laki-Laki)

  1. Batasan Aurat Perempuan

“Sesungguhnya seorang anak perempuan jika telah haid (baligh), tidak boleh terlihat dari dirinya kecuali wajah dan kedua tangannya hingga pergelangan tangan.” (HR. Abu Dawud)

Dari hadis tersebut, dapat kita pahami bahwa seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua tangan (hingga pergelangan tangannya) merupakan aurat yang seharusnya tertutup. Batasan aurat ini bukan hanya sebuah perintah yang wajib untuk ditaati, tetapi merupakan identitas muslimah.

Yang membedakan antara laki-laki dan perempuan adalah batasan aurat yang disematkan pada setiap hamba Allah. Setiap perintah Allah pasti mempunyai maksud baik dibaliknya. Begitu juga dengan aturan dalam berpakaian. Berikut beberapa bahaya bila batasan aurat diabaikan:

  1. Terjadi tindak pelecehan

“Kalau ada korban pemerkosaan, jangan salahkan pakaian wanita itu.” Teriak para kaum hawa yang merasa bahwa pakaian tidak mengundang nafsu para lelaki hidung belang. Benar memang, pakaian bukan menjadi satu-satunya penyebab para wanita menjadi korban pelecehan seksual hingga pemerkosaan.

Bukan menjadi satu-satunya penyebab, artinya ada penyebab-penyebab lain yang juga mendukung faktor pelecehan dan pemerkosaan itu terjadi. Mudahnya mengakses film bokep atau video porno dimana pun dan kapa pun juga menjadi salah satu penyebab kenapa para lelaki hidung belang berani melakukan tindakan tidak senonoh tersebut. Juga pergaulan bebas para pelaku menjadi penyebab lainnya yang mendukung.

Febuari 2023, jagat maya dihebohkan dengan berita seorang wanita mencabuli belasan anak dibawah umur. Kenapa menghebohkan? Karena pelakunya adalah seorang perempuan. hal yang tidak wajar dikalangan masyarakat. Biasanya para pelaku tindak kekerasan seksual adalah para kaum adam.

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nur: 30)

Maraknya para kaum hawa dengan pakaian yang kekurangan bahan, ditambah dengan semakin maraknya pergaulan bebas juga mudahnya mengakses video porno merupakan pendorong tindakan tercela ditengah-tengah masyarakat. Korban bukan hanya seorang wanita, laki-laki pun juga bisa menjadi korban.

Bahkan, muslimah dengan pakaian syari pun bisa juga menjadi korban. Selama pendorong-pendorong itu masih ada juga kesempatan pun mendukung maka semua bisa saja terjadi.

Maka dari itu, sebagai perempuan, alangkah baiknya menutup aurat sesuai dengan yang sudah Allah perintahkan. Tidak hanya dari segi berpakaian, hukum-hukum juga harus dipatuhi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti tabarruj, keluar rumah sampai tengah malam tanpa mahram yang mendampingi.

(Baca Juga: Bahaya Pergaulan Bebas)

  1. Dosa jariyah yang terus mengalir

Perintah menutup aurat ini merupakan kewajiban setiap muslim juga muslimah. Jika dilanggar, maka akan menjadi dosa bagi para pelakunya. Ini sudah ketentuan yang Allah tetapkan. Apa lagi bagi para muslim dan muslimah yang dengan suka rela membaginya di sosial media pribadi.

Gambar diri dengan batasan aurat yang terabaikan, akan menjadi dosa jariyah. Dimana dosa jariyah itu adalah dosa yang terus mengalir meski pun sang pelaku sudah tidak ada di dunia ini (meninggal dunia).

Penulis: Syahirah Ramadania

Edit: Oki Aryono

Foto: Pixabay

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *