Cara Taaruf untuk Mendapatkan Jodoh
Cara taaruf untuk mendapatkan jodoh termasuk cara halal dan terhormat dalam Islam. Taaruf artinya saling mengenal. Untuk laki-laki dan perempuan yang hendak menikah, taaruf berarti saling mengenal satu sama lain sebelum menuju jenjang pernikahan.
Taaruf ini tentunya dilakukan dengan proses yang sesuai dengan syariat Islam. Hal ini dijelaskan Allah Swt. dalam Al-Quran.
Allah Swt. berfirman, “Hai manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari seorang pria dan seorang wanita, lalu menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal (li-ta’arofu) …” (QS. al-Hujurat 13).
Bagi para jomblo yang ingin mendapatkan jodoh, yuk, simak 5 cara taaruf untuk mendapatkan jodoh!
Meluruskan niat taaruf
Setiap perbuatan diawali dengan niat. Niat ini yang menentukan apakah perbuatan yang dilakukan seseorang bernilai ibadah. Cara taaruf untuk mendapatkan jodoh juga hendaknya diawali dengan niat yang baik karena Allah Ta’ala.
Hindari niat taaruf hanya karena iseng, tidak serius atau memberi harapan palsu. Perbuatan ini termasuk menzalimi saudara muslim. Rasulullah Muhammad saw. mengajarkan agar kita berbuat baik kepada orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan yang sama.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja ingin dijauhkan dari neraka dan masuk ke dalam surga, hendaknya ketika ia mati dalam keadaan beriman kepada Allah, dan hendaknya ia berperilaku kepada orang lain sebagaimana ia senang diperlakukan oleh orang lain” (HR. Muslim, no. 1844, Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma)
Cara taaruf untuk mendapatkan jodoh antara lain bertukar data diri yang diisi secara jujur dan lengkap
Cara taaruf untuk mendapatkan jodoh yang kedua adalah bertukar biodata yang diisi dengan penuh keterbukaan dan kejujuran. Sebaiknya biodata ini disampaikan peserta taaruf kepada penengah yang dipercaya, sudah menikah dan memahami agama Islam.
Misalnya keluarga dekat atau mahramnya seperti paman, bibi, dan sepupu. Bisa juga pihak luar yang terpercaya seperti ustadz/ah atau kyai yang mengenal kedua belah pihak. (Baca juga: Tips Mendapatkan Jodoh Dalam Islam)
Proposal taaruf berisi Curicculum Vitae atau biodata itu yang memuat profil, gambaran fisik, latar pendidikan, gambaran diri, pengalaman pekerjaan atau organisasi, persiapan pernikahan, kriteria pasangan, harapan-harapan, dan informasi singkat mengenai keluarga seperti ayah, ibu, kakak, dan adik.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis Curriculum Vitae (CV) taaruf, yaitu:
- Jujur dan tidak melebih-lebihkan.
- Menggunakan tata bahasa yang baik dan jelas.
- Konsisten antara satu bagian dengan bagian yang lain.
- Capaian akademis ditulis dalam bentuk time-line, bukan dalam bentuk paragraf deskriptif dan tidak menyombongkan diri.
- Foto dalam proposal atau Curriculum Vitae (CV) taaruf sebaiknya foto sendiri dan bukan foto beramai-ramai. Gunakan pakaian muslim yang rapi dan bagi perempuan sebaiknya tidak berlebihan mempercantik diri dalam foto.
Hadir dalam pertemuan (nadzor) yang didampingi penengah
Setelah kedua pihak sepakat untuk melanjutkan taaruf, cara taaruf untuk mendapatkan jodoh yang berikutnya adalah nadzor atau bertemu calon pasangan dalam senuah pertemuan yang ditengahi sosok yang berwibawa dan amanah. (Baca juga: Cara Mendapatkan Jodoh yang Baik | No. 4 malah Merusak)
Nadzor bisa dilakukan dengan cara datang ke rumah pihak perempuan sekaligus menemui langsung orang tuanya.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seseorang di antara kalian ingin meminang seorang wanita, jika dia bisa melihat apa-apa yang dapat mendorongnya untuk menikahinya maka lakukanlah!” (HR. Ahmad 3/334 dan Abu Dawud 2082).
Sahabat al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu’anhu bercerita, Suatu ketika ia berada di sisi Nabi shallallahu’alaihi wasallam, tiba-tiba datanglah seorang lelaki. Dia ingin menikahi wanita Anshar. Lantas Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bertanya kepadanya,
“Apakah engkau sudah melihatnya?”
Jawabnya, “Belum.”
Lalu beliau memerintahkan,“Lihatlah wanita itu, agar cinta kalian lebih langgeng.” (HR. Turmudzi 1087 dan Ibnu Majah 1865).
Cara taaruf untuk mendapatkan jodoh adalah juga dengan cara Meminang (Khitbah)
Cara taaruf untuk mendapatkan jodoh yang selanjutnya yaitu khitbah. Khitbah adalah meminang atau melamar. Khitbah dapat dilakukan secara terang-terangan dan dalam bentuk isyarat.
Contoh khitbah secara terang-terangan: “Apakah engkau bersedia menjadi ibu dari anak-anak saya kelak?” Sementara contoh khitbah dalam bentuk isyarat, yaitu “Sudah lama saya mendambakan wanita yang shalihah sepertimu.”
Allah berfirman, “Tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekadar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma’ruf. Dan janganlah kamu berazam (bertetap hati) untuk beraqad nikah, sebelum habis ‘iddahnya” (QS. Al-Baqarah 235).
Menjaga kesucian diri sampai akad nikah
Cara taaruf untuk mendapatkan jodoh yang terakhir adalah menjaga diri sampai akad nikah. Sebelum akad nikah, kedua calon pasangan masih berstatus orang lain. Meskipun sudah meminang atau sudah tunangan, keduanya belum halal saling bersentuhan. Belum boleh berduaan.
Oleh karena itu, hendaknya keduanya tetap memperhatikan adab pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Mereka sebaiknya tidak berduaan baik secara langsung maupun lewat media seperti ponsel dan media sosial. (Baca juga: Waspadai Penghalang-penghalang Jodoh)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan, “Jangan sampai kalian berdua-duaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya), karena setan adalah orang ketiganya” (HR. Ahmad). []
Penulis: Mega Anindyawati
Editor: Oki Aryono
Foto: pixabay