Menemukan Jodoh Lewat Media Sosial
Menemukan Jodoh Lewat Media Sosial | Kemudahan teknologi memungkinkan segala sesuatu dilakukan secara online, termasuk urusan mencari jodoh. Bertebarannya media sosial dapat menjadi sarana silaturahmi dan berkomunitas jika dilakukan dengan baik dan tepat. Termasuk urusan menemukan jodoh lewat media sosial.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan seseorang untuk mendapatkan jodoh. Menemukan jodoh lewat media sosial adalah salah satunya. Alasannya, mudah diakses dan bisa mencari tahu langsung tentang si calon melalui unggahan, foto pribadi atau statusnya.
Beberapa teman saya ada yang menemukan jodoh lewat media sosial hingga berakhir di pelaminan. Ada yang menikah dengan teman di media sosialnya. Ada pula yang menemukan jodoh lewat media sosial melalui perantara biro jodoh online.
Hukum menemukan jodoh lewat media sosial dalam Islam adalah diperbolehkan, selama masih memperhatikan batasan hubungan dengan lawan jenis. Ada hal-hal yang harus diperhatikan saat para pencari jodoh berniat menemukan jodoh lewat media sosial, di antaranya:
Menemukan Jodoh, Perhatikan Biro Jodoh atau Jasa Perantaranya
Saat teman saya update status tentang biro jodoh online yang membuatnya menemukan jodoh lewat media sosial, saya iseng membuka akun media sosial yang dimaksud. Ternyata banyak sekali bertebaran akun-akun biro jodoh yang memakai nama taaruf.
Di akun tersebut ditulis disclaimer hanya untuk yang serius mencari jodoh, bukan untuk pacaran atau main-main saja. Pengaturan akun media sosial biro jodoh itu dibuat umum, tidak di privat, sehingga semua orang bisa membaca informasi pribadi si pencari jodoh.
(Baca Juga: Perbedaan Pacaran dan Ta’aruf)
Di media sosial itu, mereka menampilkan gambar laki-laki dan perempuan yang sedang mencari jodoh disertai usia dan domisili. Keterangan lebih lanjut di takarir menjelaskan tentang biodata singkat para pencari jodoh, kriteria yang diinginkan, dan kontak yang bisa dihubungi. Tidak ada foto laki-laki atau perempuan pencari jodoh yang ditampilkan.
Selanjutnya, bagi mereka yang tertarik dengan si calon bisa langsung menghubungi akun media sosial atau email. Kedua orang ini bisa saling ngobrol lebih lanjut dan mengirim CV lengkap. Jika dirasa cocok, mereka bisa melakukan janji bertemu.
Para pencari jodoh yang ingin menemukan jodoh lewat media sosial hendaknya lebih selektif dalam memilih biro jodoh atau jasa perantara. Jangan sampai tujuan mulia pernikahan ditempuh dengan jalan yang tidak sesuai syariat. Jika memang mencari jodoh lewat jalan taaruf, tentunya ada perantara yang membantu kedua calon untuk saling terhubung dan bertukar informasi.
Tidak Berkhalwat
Saya rasa menemukan jodoh lewat media sosial seperti di atas bukan termasuk taaruf. Sebab, teman saya sendiri mengaku ada ratusan pesan yang masuk ke kotak masuk surelnya. Mereka semua ingin mengenalnya lebih dekat. Namun, bisa jadi satu laki-laki mengirim pesan ke beberapa perempuan sekaligus.
Obrolan yang dilakukan juga bisa mengarah pada khalwat, berdua-duaan dengan lawan jenis yang bukan mahram. Tidak ada yang tahu apakah yang dibahas dalam obrolan tersebut hanya sebatas perkenalan diri, kriteria, harapan saat menikah atau hal-hal terkait taaruf lainnya.
(Baca Juga: Larangan Khalwat, Tabarruj dan Membuka Aurat)
Membuat Janji Bertemu Bersama Perantara
Jika laki-laki dan perempuan yang sedang berproses menemukan jodoh lewat media sosial sudah merasa cocok sebaiknya tidak berlama-lama untuk ngobrol hal-hal di luar data diri dan visi misi pernikahan. Keduanya bisa mengagendakan untuk bertemu di rumah pihak perempuan atau tempat lain bersama perantara. Orang tua bisa hadir untuk bertanya beberapa hal yang ingin diketahui dan ikut menilai calon pilihan anaknya.
Rasulullah menyarankan agar dua pihak yang berniat menikah saling bertemu terlebih dulu agar dapat menemukan apa yang dirasa cocok di hati. Dari Mughirah bin Syu’bah, sesungguhnya ia pernah meminang seorang perempuan. Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Lihatlah dia, karena sesungguhnya hal itu lebih menjamin untuk melangsungkan hubungan kamu berdua.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadis lain disebutkan, dari Jabir, ia berkata, “Aku pernah mendengar Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian meminang seorang perempuan kemudian ia dapat melihat sebagian apa yang (bisa) mendorongnya untuk menikahinya, maka kerjakanlah.’” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
Penulis: Mega Anindyawati
Editor: Oki Aryono
Foto: Pixabay