Kisah Khadijah Menemukan Rasul
Kisah Khadijah Menemukan Rasul | Siapa disini yang tidak mengenal Khadijah? Istri Rasulullah SAW yang sangat dicintainya ini dikenal khalayak umum. Seorang wanita yang menjadi salah satu penghuni surga. Kisah Khadijah Menemukan Rasul menjadi kisah indah yang masih terus diperbincangkan hingga dijaman modern ini. Berikut inilah kisah Khadijah Menemukan Rasul.
Khadijah Binti Khuwailid
Ia merupakan emuka kaum wanita alam semesta di zamannya. Dia adalah putri dari Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Kilab al-Qurasyiyah al-Asadiyah yang dijuluki ath-Thahirah (wanita suci). Lahir di keluarga yang mulia dan terhormat menjadikannya seorang wanita berakal dan mulia. Dikenal dengan keteguhan dan kecerdikan, Budi perketi luhur, sebab itulah Khadijah menjadi magnet yang menarik perhatian orang-orang besar dari kaumnya.
Pada mulanya, Khadijah binti Khuwailid ini menikah dengan Abu Halah bin Zurarah at-Tqmimi. Dari pernikahan tersebut, lahirlah Halah dan Hindun. Tidak lama setelah Abu Halah wafat, ia menikah dengan Atiq bin ‘Aidz bin Abdullah al-Makhzumi. Namun sayangnya mereka hidup bersama hanya beberapa waktu saja dan akhirnya berpisah.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Khadijah menjadi magnet yang menarik perhatian orang-orang besar. Banyak yang sudah datang untuk memperistrinya, namun tidak ada satu pun dari mereka yang diterimanya. Hal ini dikarenakan, ia memilih fokus mendidik anak-anaknya dan menata urusan hidupnya.
(Baca Juga: Kisah Khadijah binti Khuwailid)
Kisah Khadijah Menemukan Rasul, Wanita Kaya Raya
Khadijah merupakan seorang wanita yang berkecukupan dan memiliki harta yang melimpah. Ia memperkerjakan orang-orang untuk menjalankan bisnisnya dengan melakukan akad bagi hasil dengan mereka.
Suatu ketika, ia mendengar tentang Nabi Muhammad SAW. Seorang laki-laki yang terkenal jujur dan amanah, serta akhlak baik lainnya. Maka Khadijah menawarkan dagangannya kepada beliau untuk berniaga ke Syam bersama pelayannya yang bernama Maisarah. Barang dagangan yang ditawarkan pun berbeda dengan yang lainnya.
Nabi Muhammad menyetujuinya dan berangkatlah ia bersama dengan Maisarah. Dengan Taufik dari-Nya, Nabi Muhammad kembali pulang dengan membawa laba yang sangat banyak. Khadijah sangat bahagia melihat apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Bahagia dalam hatinya bukan hanya karena ia mendapatkan laba yang banyak dari usaha yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, akan tetapi juga karena perasaan berbeda yang muncul dalam benaknya. Ia meyakini satu hal, bahwa laki-laki yang bernama Muhammad itu adalah laki-laki yang berbeda. Beda dengan yang laki-laki lainnya.
Tetapi pikiran-pikiran negatif mulai menggerogoti pikirannya. Apakah pemuda seperti dia mau dengan wanita seperti dirinya? Seorang pemuda yang jujur lagi dipercaya itu apakah berkenan dengan seorang wanita yang sudah menginjak kepala empat?
Saat kegelisahan melandanya, hingga membuat berbagai macam spekulasi dalam benaknya. Hingga akhirnya ia berani menyampaikan apa yang ada didalam hatinya kepada sahabatnya Nafisah. Hingga akhirnya Nafisah binti Munabbih berinisiatif menyampaikan hal ini kepada Nabi Muhammad SAW.
Selanjutnya, keluar dari rumah Khadijah, Nafisah langsung menemui Muhammad al-Amin. Nafisah bertanya, “Apakah yang menghalangiu untuk menikah wahai Muhammad?” jawaban dari Nabi Muhammad SAW cukup singkat, “Aku tidak memiliki apa-apa untuk menikah.” Begitulah yang disampaikan Nabi kepada Nafisah.
Nafisah tersenyum mendengar jawaban tersebut, “Jika aku pilihkan untukmu seorang wanita yang kaya raya, cantik dan berkecukupan, maka apakah kamu bersedia menerimanya?” tanya Nafisah sekali lagi.
Nabi Muhammad pun bertanya, “Siapa dia?”
Dengan cepat Nafisah menjawab, “Dia adalah Khadijah binti Khuwailid.”
Nabi Muhammad tidak menjawab ‘iya’ secara gamblang, “Jika dia setuju maka aku pun mau.” Kurang lebih begitulsh jawaban Nabi Muhammad SAW kala itu.
(Baca juga: Khadijah Dipuja Meski Jauh Usia)
Kisah Khadijah Menemukan Rasul, Khadijah dan Muhammad Menikah
Nafisah menyampaikan kabar gembira itu kepada sahabatnya Khadijah. Sedangkan Muhammad al-Amin menyampaikan kepada paman-pamannya perihal keinginannya untuk menikahi sayyidah Khadijah. Setelah itu, berangkatlah Abu Thalib, Hamzah dan yang lainnya untuk menemui paman Khadijah yang bernama Amru bin Asad untuk melamar Khadijah untuk putra saudaranya dan selanjutnya memberikan mahar.
Akhirnya, akad nikah pun digelar. Setelah akad nikah dilaksanakan, disembelihlah beberapa ekor hewan kemudian dibagikan kepada orang-orang fakir. Khadijah membuka pintu bagi keluarga dan diantara mereka terdapat Halimah as-Sa’diyah yang datang untuk menyaksikan pernikahan anak persusuannya. Setelah itu, Halimah kembali ke kampungnya dengan membawa 40 ekor kambing sebagai hadiah perkawinan yang mulia dari Khadijah.
Begitulah kisah Khadijah menemukan Rasul. Berawal dari bisnis berakhir dalam sebuah pernikahan, yang dimana Khadijah menjadi istri yang sangat dicintai Rasul. Seorang istri yang selalu menemanya dalam setiap keadaan. Ialah, Khadijah binti Khuwailid.
Penulis: Syahirah Ramadania
Editor: Oki Aryono
Foto Pixabay