Janganlah Berniat Hidup Sendiri | Nabi Saja Butuh Pendamping
Buat kamu yang sering dikecewakan orang lain, janganlah berniat hidup sendiri atau ingin selamanya menyendiri.
Memang seringkali, hati manusia masih terluka akibat disakiti orang lain. Saking dalamnya luka hati itu, sampai-sampai ia bertekad untuk hidup sendiri saja.
Apakah Luka Itu Terus Dibiarkan Atau Diobati?
Luka batin kita itu mungkin tidak apa-apanya dibandingkan manusia-manusia mulia di masa lalu. Para nabi dan rasul mengalami penderitaan tak hanya luka hati, bahkan mereka dikejar untuk dibunuh dan diperangi oleh musuh-musuh mereka.
Sosok-sosok mulia itu dilukai jiwa dan raganya, diintimidasi keluarganya bahkan ada yang terbunuh. Tak jarang, pelakunya justru orang dekat dan penduduk sekitar beliau.
Janganlah Berniat Hidup Sendiri
Meski lukanya bertubi-tubi, namun mereka berupaya memohon afiat kepada Allah dan mencari pendamping hidup. Mereka mencari pendamping dalam hidup dan dalam perjuangan.
Jadi, janganlah berniat hidup sendiri. Yuk kita mendalami kisah-kisah teladan manusia-manusia teladan.
Seorang Manusia yang Kesepian di Surga
Adam diciptakan pertama kali di surga. Di surga yang luas itu, Adam kesepian. Lalu Allah menciptakan Hawa sebagai istri dan pendamping bagi Adam. Dan Allah menciptakan Hawa dari bagian tubuh Adam.
Rasulullah Muhammad saw. menjelaskan, “Bersikap baiklah kepada wanita (istri). Karena wanita diciptakan dari tulang rusuk. Dan tulang rusuk yang pang bengkok adalah bagian atas. Jika kalian luruskan dengan keras, akan patah. Sebaliknya, jika kalian biarkan, akan selalu bengkok. Karena itu, bersikaplah baik kepada wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Janganlah Berniat Hidup Sendiri, Perjuangan Hidup Pasti Membutuhkan Pendamping
Tokoh paling zalim dalam sejarah adalah FIraun. Dia mengaku dirinya setara dengan tuhan, yang harus ditaati dan disembah. Dan Musa adalah sosok yang dipilih Allah untuk menyeru Firaun agar beriman dan bertaqwa kepada Allah.
Meski sudah menjadi rasul dan dipilih Allah, Musa memohon kepada Allah agar diberi pendamping perjuangan.
“Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan lidahku supaya mereka mengerti perkataanku, dan jadikanlah untukku seorang penolong (yang membantu) dari keluargaku, yaitu Harun saudaruku, teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan jadikanlah dia sebagai penyokong dalam urusanku.” (QS. Thaha 25-32).
Nabi Musa yang pemberani pun butuh pendamping. Jadi, janganlah berniat hidup sendiri.
Baca juga: Cara Allah Mempertemukan Jodoh | Testimoni Taaruf
Janganlah Berniat Hidup Sendiri, Kerana Kehadiran Anak Dalam Keluarga Adalah Nikmat dan Kebahagiaan Besar
Jika Musa butuh pendamping dalam perjuangan, Zakaria berharap hidupnya makin lengkap dengan hadirnya anak.
Nabi Zakaria tak pernah lelah berdoa agar Allah menganugerahkan anak. Bahkan hingga sudah sepuh, Zakaria tak berhenti berdoa.
“Dan ingatlah kisah Zakaria tatkala dia menyeru Tuhannya, ‘Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah waris yang paling baik.’” (QS. Al Anbiya 89).
“Ia berkata, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepadaMu ya Tuhanku.’” (QS. Maryam 4).
Karena kecintaan pada anak merupakan fitrah manusia. “Telah dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang…” (QS. Ali Imran 14).
Larangan untuk Berniat Membujang Atau Berniat Menyendiri
Di masa Nabi Muhammad, ada tiga sahabat nabi yang mendatangi rumah nabi. Dan mereka hanya mendapati istri beliau dari balik tirai.
Mereka tanya jawab tentang keseharian nabi dan kemudian menyimpulkan: akan shalat tahajud tiap malam, akan berpuasa sunnah tiap hari dan fokus ibadah tanpa harus direpoti dengan istri-anak (tidak menikah). Rasulullah pun mendatangi mereka dan meluruskan niat mereka itu.
“Benarkah kalian yang mengatakan ini dan itu? Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut kepada Allah dan paling taqwa kepada Allah di antara kalian. Akan tetapi aku berpuasa (sunnah) dan berbuka (tidak puasa), aku shalat (malam) juga tidur, dan aku menikah. Siapa yang tidak menyukai sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku.” (HR. Bukhari Muslim).
Usaha yang Terus-menerus Tanpa Putus, Testimoni Peserta Ngaji Jodoh
Dalam proses taaruf, cara yang digunakan di Tim Ngaji Jodoh adalah tiap peserta taaruf harus mengirimkan biodata kepada tim.
Setelah semua masuk, pihak pria diberi kesempatan pertama membaca satu kandidat atau beberapa. Jika ada yang diminati, barulah dilakukan persilangan antara biodata si wanita yang terpilih tadi.
Begini Proses Taarufnya
Jika si wanita ada minat pada si pria, maka dilakukan pertemuan dengan sip ria dengan dimediasi tim. Jika saat membaca biodata tadi ternyata si wanita tidak berminat, maka tidak perlu dilakukan pertemuan. Cukup si tukar biodata saja.
Jika si wanita menolak di tahap biodata, maka si pria akan diberi pilihan lain. Karena biasanya jumlah wanita lebih banyak daripada jumlah pria.
Baca juga: Tahapan Taaruf Menuju Nikah Berkah
Kisah Si Baim, 5 Tahun Bertaaruf Tanpa Mengeluh & Tanpa Jenuh
Dari cara ini, ada seorang pria -sebut saja namanya Baim- sampai empat tahun ditolak ketika masih tahap tukar biodata. Sudah lebih dari 20 wanita menolak dipertemukan dengan Baim.
Mungkin karena pendidikan Baim hanya sampai SMP saja. Baim berusia 34 tahun saat pertama kali ikut proses taaruf. Dia punya warung kaki lima menu nasi lele & tempe penyet bersama kakaknya.
Selama empat tahun, Baim tak pernah melemah semangat. Setiap tim mengajak berdiskusi, dia tidak pernah absen.
Kisah lengkap Baim bertaaruf bisa dibaca di sini: Lulusan SMP Vs Lulusan Perguruan Tinggi
Takdir Itu Urusan Allah, Usaha dan Doa Itu Tugas Manusia
Dia juga tidak pernah mengeluh karena sering ditolak. Bagi ia, hal ini menjadi risiko dalam berusaha. Dan semangat inilah yang membuat tim tetap setia mengawal proses taarufnya.
Hingga hampir masuk tahun kelima, Allah beri hadiah indah baginya dengan pasangan yang bersedia menerima pinangannya. Seorang gadis sebut saja namanya Ina.
Keduanya berusia 38 tahun saat menikah. Alhamdulillah. Barakallahu laka wa baraka Alaika wa jama’a baikuma fi khoir.
Baca juga: Anak punk Ikut Taaruf, Dimuat di Buletin Ngaji Jodoh
Foto: pixabay
