Penyebab Sulit Menikah | Nomor 4 Tanda Kiamat

penyebab sulit menikah

Apa saja sih penyebab sulit menikah? Dua tahun ini, data BPS menunjukkan penurunan angka pernikahan di Indonesia.

Angka pernikahan di Indonesia menurun yakni 7,51 persen. Dari 1.705.348 pernikahan pada 2022 menjadi 1.577.255 pada 2023. Bahkan data 2023 ini  angka paling rendah sejak 2018 lalu.

Apa yang jadi penyebab sulit menikah di kalangan muda, terutama generasi milenial dan gen Z. Ada sejumlah penyebab sulit menikah di kalangan muda masa kini.

Penyebab Sulit Menikah, Sebab Pertama

Era digital saat ini disebut juga disruption era atau era penggilasan. Perubahan tak lagi perlahan namun cepat bagaikan banjir bandang dan menggilas apa saja yang dilaluinya.

Perubahan itu menemukan momentumnya ketika pandemi Covid-19 lalu. Tatanan dunia. berubah dengan cepat, termasuk Dunia Usaha/Dunia Industri (DUDI).

Perekonomian berubah drastis. Serba tidak pasti. Fluktuatif alias naik turun. Ini mengakibatkan perubahan nilai dan harapan terkait pernikahan.

Generasi milenial (disebut juga Gen Y kelahiran 1977-1994) dan gen Z (1995-2010) tidak sama memandang pernikahan dibandingkan pandangan Gen X (1965-1976) dan Gen Baby Boomer (1946-1964).

Gen Y dan Gen Z memandang bahwa pernikahan bukan lagi hal urgen. Dua level generasi ini menilai menikah bukan lagi prioritas utama di usia dewasa.

Yang dikhawatirkan adalah efek sampingnya. Tiap manusia tertanam nafsu seksual -selain nafsu makan minum. Tanpa pernikahan, nafsu seksual bisa liar dan sumber maksiat jika tak mampu mengontrolnya.

Sebab kedua

Saking tingginya standar sampai-sampai memunculkan stigma: cinta itu menyakitkan. Di zaman medsos ini, banyak postingan yang -sadar atau tidak- kemudian dijadikan standar untuk menentukan pasangan pernikahan. Dari ramainya medsos inilah lalu muncul ungkapan: istri/suami standar TikTok.

Tak ayal, standar-standar inilah kemudian menjadi harapan-harapan baru kaum muda masa kini. Yang dari situlah lalu memicu benturan harapan antara pria dan wanita dalam konteks pernikahan.

Akibatnya, sering terjadi debat sengit di kalangan sejoli, baik pasangan pengantin baru maupun yang sedang berpacaran. Banyaknya perdebatan inilah menumbuhkan konflik dan akhirnya muncul istilah: cinta itu menyakitkan.

Padahal ajaran agama Islam sudah punya panduan yang lebih tepat untuk menjadi bekal keluarga yang Sakinah mawaddah wa rahmah. Bukan malah menggunakan standar TikTok sebagai acuan menentukan ukuran kebahagiaan pernikahan.

Dalam perjalanannya, ungkapan cinta itu menyakitkan mendapat koreksi dengan ungkapan: bukan cinta yang menyakitkan, tapi ego dan ekspektasi kita-lah jadi penyebabnya.

Sebab Ketiga

Banyak orang merasa dirinya introvert. Sulit bergaul dan tidak percaya diri. Inilah kemudian menjadi salah satu penyebab sulit menikah.

Namun, sebenarnya ini hanyalah alasan klasik. Jika perasaan kurang pede dianggap penyakit, maka orang yang berakal sehat tentu berusaha berobat agar sembuh. Lazimnya orang sakit ya berupaya mencari kesembuhan dengan cara yang baik.

Karena, setiap penyakit pasti ada obatnya. Para ulama sudah menyatakan bahwa obat dari penyakit bodoh adalah belajar. Dengan kata lain, obat dari ketidaktahuan adalah bertanya kepada orang yang lebih tahu.

Orang yang tidak percaya diri perlu belajar kepada orang yang lebih paham. Mintalah bantuan orang yang pandai bijak untuk membantu mengatasi rasa kurang pede itu.

Penyebab Sulit Menikah, Sebab keempat

Di zaman akhir seperti ini memang sifat amanah dan komitmen makin luntur. Ingkar janji dan enggan berkomitmen sudah dianggap biasa. Orang zaman sekarang cenderung takut berkomitmen.

Di antara tanda-tanda datangnya kiamat adalah banyaknya orang mengabaikan amanah. Rasulullah Muhammad saw mengabarkan, “Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga muncul perkataan keji, memutus kerabat, keburukan bertetangga, dan sehingga orang khianat diberi amanah (kepercayaan) sedangkan orang yang amanah dianggap berkhianat.” (HR. Ahmad 6514).

Sedangkan pernikahan adalah komitmen yang agung. Buktinya, Allah mensejajarkan ikatan nikah dengan komitmen para nabi di hadapan Allah. Di surat Al Ahzab ayat 7, Allah meminta komitmen para nabi untuk menjalankan tugas mulia dengan istilah mitsaqon gholizo (perjanjian yang agung).

Istilah yang sama (mitsaqon gholizo) digunakan dalam ikatan suci suami istri (pria dan wali nikah dengan ijab qabul) pada surat An Nisa ayat 21.

Ini bermakna, bahwa komitmen pernikahan itu suatu yang agung. Di sisi lain, salah satu penyebab sulit menikah adalah takut berkomitmen.

Padahal, berkomitmen kepada janji merupakan salah satu bukti keimanan seseorang. Jika orang takut berkomitmen, bisa jadi imannya pun lemah bahkan imannya rusak.

Sebab Kelima

Jika seseorang itu masih trauma dengan masa lalunya, maka sulit bagi dia untuk memulai hal baru. Orang yang belum bisa move on akan melakukan self-defense atau menutup diri. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab sulit menikah.

Ibarat kaki tertusuk duri namun duri itu enggan dicabut. Maka, setiap melangkah pasti akan terasa sakit. Jika ingin mampu melangkah dengan cepat, maka duri harus dicabut dulu an diobati. Setelah pulih, maka kitab isa melangkah dengan cepat bahkan mampu berlari lebih kencang.

Baca juga: Testimoni Taaruf Ngaji Jodoh, Anak Punk Ikut Taaruf

Foto: Pixabay

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *